Sambil Pantau IPO GoTo, Simak 10 Kabar Pasar di Akhir Pekan

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
01 April 2022 06:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,26% ke level 7.071,44 pada perdagangan Kamis (31/3/2022) yang menjadi perdagangan terakhir di kuartal pertama 2022.

IHSG sukses menorehkan capaian yang ciamik di sepanjang kuartal I tahun 2022. Hal ini terbukti dari IHSG yang kembali menyundul level all time high penutupan barunya. Dengan kinerjanya tersebut, IHSG resmi memberikan return sebesar 7,44% sejak awal tahun.

Kinerja solid harga saham-saham domestik juga ditopang oleh adanya inflow dana asing. Pada Kamis, asing net buy jumbo sebesar Rp 1,14 triliun di pasar reguler.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp 319 miliar dan Rp 241 miliar.

Sedangkan saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) dan PT Bukalapak.com (BUKA) menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net sell masing-masing senilai Rp 53 miliar dan Rp 51 miliar.

Cermati kabar pasar serta kabar emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Jumat (1/4/2022):

1. Cuan Ekspor Batu Bara, Laba BYAN Terbang 269% Pada 2021

Emiten pertambangan batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membukukan laba bersih sebesar US$ 1,21 miliar sepanjang 2021.

Laba yang diperoleh BYAN meningkat 269% secara tahunan dibandingkan dengan perolehan perusahaan pada 2020 sebesar US$ 328,74 juta.

Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, dikutip Kamis (31/3/2022), diketahui lonjakan laba Bayan Resources terjadi karena meningkatnya pendapatan BYAN.

Pendapatan diketahui mencapai US$ 2,85 miliar atau tumbuh 104,4% secara tahunan dibandingkan dengan posisi per 2020 yakni US$ 1,39 miliar.

Pendapatan perseroan meningkat banyak dari ekspor batu bara yang nilainya mencapai US$ 2,63 miliar pada 2021. Sebelumnya pendapatan ekspor perusahaan hanya di angka US$ 1,22 miliar pada 2020.

Dari dalam negeri, penjualan batu bara BYAN memberi pendapatan ke perusahaan sebesar US$ 211,5 juta pada 2021.

2. Penjualan Moncer, Laba INDF Tumbuh 18% Sepanjang 2021

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berhasil mencetak laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 18% menjadi Rp 7,64 triliun pada 2021, dari Rp 6,46 triliun pada 2020.

Namun, marjin laba bersih tercatat turun mencapai 7,7% pada 2021 dibandingkan dengan 7,9% di tahun 2020. Akan tetapi, core profit meningkat 35% menjadi Rp 8,05 triliun dari Rp 5,96 triliun.

Berdasarkan siaran pers, Kamis (31/3/2022), laba usaha meningkat 31% menjadi Rp 16,88 triliun dari Rp 12,89 triliun, dan marjin laba usaha meningkat menjadi 17,0% dari 15,8%.

Laba diperoleh INDF berkat kenaikan penjualan bersih perusahaan sepanjang tahun lalu. Per akhir 2021, penjualan bersih INDF mencapai Rp 99,35 triliun atau naik 22% secara tahunan dibandingkan dengan posisi pada 2020 yaitu Rp 81,73 triliun.

Anthoni Salim, Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood, mengatakan, di tengah-tengah tantangan global yang berkelanjutan, Indofood telah dapat mencatatkan pertumbuhan yang positif.

"Fokus kami untuk ke depannya adalah mempertahankan kinerja Indofood di pasar dalam negeri maupun di luar negeri dengan menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional, termasuk menjaga kesehatan para karyawan kami," kata Anthoni Salim dikutip dari siaran pers, Kamis (31/3/2022).

3. Ini Penyebab Laba Bersih BRPT Terbang 160%

Grup Barito mampu mencetak cuan tebal. Sepanjang periode 2021, laba bersih PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melesat 160% secara tahunan menjadi US$ 109 juta dari sebelumnya US$ 42 juta pada 2020.

Lonjakan laba tersebut tak lepas dari kenaikan pendapatan perusahaan. Penurunan beban keuangan turut menopang torehan laba tersebut.

Sepanjang tahun lalu, BRPT mencatat pendapatan bersih US$ 3,16 miliar. Angka ini naik 35% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 2,33 miliar.

Jika diperinci lebih lanjut, kenaikan pendapatan dari segmen energi sejatinya hanya 3% secara tahunan menjadi US$ 2,57 miliar. Namun, pendapatan dari segmen petrokimia lompat 43% secara tahunan menjadi US$ 2,57 miliar.

Sedang pendapatan lain-lain tercatat US$ 45 juta, terbang 181% secara tahunan dari sebelumnya US$ 16 juta.

"Hasil keuangan tersebut mencerminkan kinerja bisnis yang solid ditopang oleh semakin meningkatnya kinerja anak perusahaan petrokimia, Chandra Asri (CAP) serta kontribusi yang solid dari bisnis panas bumi, Star Energy," terang Direktur Utama BRPT Agus Pangestu, Kamis (31/3/2022).

4. Pendapatan Turun, MPPA Masih Merugi Rp 337 M

Strategi bisnis online to offline yang dijalankan Hypermart sepertinya mulai membuahkan hasil. Kerugian PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) selaku pengelola gerai Hypermart mulai menyusut.

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan hari ini, Kamis (31/1/2022), MPPA mencatatkan rugi bersih RP 337,55 miliar sepanjang 2021. Angka ini turun 16,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 405,31 miliar.

MPPA membukukan penurunan pendapatan sekitar 1,4% secara tahunan menjadi Rp 6,65 triliun. Sementara, beban pokok pendapatan naik menjadi RP 5,46 triliun dari sebelumnya Rp 5,44 triliun pada 2020.

5. Jelang Listing, GoTo Masuk 100 Perusahaan Paling Berpengaruh

Jelang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April 2022 mendatang, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) masuk dalam daftar 100 Perusahaan Paling Berpengaruh Tahun Ini versi Majalah TIME.

Pada Rabu (30/3/2022), TIME merilis TIME100 Perusahaan Paling Berpengaruh 2022 dan menyoroti bisnis yang membuat dampak luar biasa di seluruh dunia. Dalam daftar tersebut, terdapat GoTo Group dari Indonesia.

Menurut TIME, GoTo Group merupakan "aplikasi super" Indonesia dengan 100 juta pengguna yang menawarkan segalanya mulai dari naik kendaraan, belanja, dan hiburan hingga pembayaran dan layanan keuangan, dan GoTo akan berkembang lebih jauh pada tahun ini.

"Itu berkat rencana IPO US$ 1,26 miliar yang direncanakan April ini yang diharapkan memberi nilai perusahaan hampir US$ 29 miliar," tulis TIME.

6. Sido Muncul Bagi 90% Laba Jadi Dividen, Total Rp 1,14 T

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Emiten produsen farmasi dan jamu, PT Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), menetapkan membagi dividen senilai Rp 1,14 triliun dari laba yang diperoleh tahun buku 2021.

Nilai dividen yang dibagikan kepada pemegang saham tersebut setara dengan 90% dari total laba bersih yang dibukukan perseroan pada 2021. Setiap saham akan mendapatkan dividen senilai Rp 38/unit.

Rinciannya, Rp 455,48 miliar atau Rp 15,30/unit saham sudah dibagikan dalam bentuk dividen interim yang dibagikan pada 27 Agustus 2021. Sisanya Rp 681 miliar atau Rp 22,70/unit saham akan dibagikan sesuai dengan jadwal pembagian dividen final.

7. Laba GGRM Merosot 26,7% Pada 2021, Jumlah Perokok Berkurang?

Laba bersih emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tercatat turun 26,7% dari Rp 7,6 triliun pada 2020 menjadi Rp 5,6 triliun pada 2021.

Seiring dengan itu, perolehan laba per saham juga turun dari Rp 3.975 pada 2020 menjadi Rp 2.913 pada 2021. Namun, perseroan belum merinci penyebab turunnya laba.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Kamis (31/3/2022), padahal Gudang Garam mencatat kenaikan pendapatan.

8. Laba Bersih BSDE Terbang 380% Lebih, Kok Bisa?

Laba bersih PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) melesat. Pencapaian ini tak lepas dari hasil kinerja entitas entitas hasil ventura bersama.

Berdasarkan laporan keuangan, Kamis (31/3/2022), BSDE mencatat kenaikan pendapatan 23,85% secara tahunan menjadi Rp 7,65 triliun pada 2021. Sejalan dengan kenaikan ini, beban pokok lompat 51,14% secara tahunan menjadi Rp 2,91 triliun.

Alhasil, laba kotor BSDE per akhir tahun lalu tercatat Rp 4,74 triliun. Meski naik, namun kenaikannya belum sesignifikan laba bersih BSDE nanti. Kenaikan laba usaha BSDE masih sekitar 11,5% secara tahunan.

Kemudian, beban usaha BSDE naik menjadi Rp 2,35 triliun dari sebelumnya Rp 2,27 triliun. Dari sini, kenaikan laba usaha BSDE masih 20,69% secara tahunan dari sebelumnya Rp 1,98 triliun.

9. Banyak Ketidakpastian, Ini Strategi Garudafood Hadapi 2022

Emiten konsumer, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) juga terdampak dengan kenaikan harga bahan baku serta harga komoditas. Namun, perseroan cukup optimis dan menargetkan terjadi pertumbuhan penjualan hingga 10% pada tahun ini.

Paulus Tedjosutikno, Direktur perseroan mengatakan tahun ini perseroan berusaha memanfaatkan momentum dengan Covid-19 yang sudah melandai dan meningkatnya kembali kegiatan usaha.

Bahkan, perseroan memprediksi kalau kinerja kuartal I tahun ini saja sudah lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

"Kami sudah menyiapkan beberapa strategi pengembangan, termasuk produk baru, ekspansi jalur distribusi, digitalisasi sektor logistik serta mulai meletakkan dasar untuk masuk ke sektor jasa makanan," jelas Paulus dalam Paparan Publik/Public Expose 2022, Kamis (31/3/2022).

Perseroan juga sudah menyiapkan mitigasi plan atas kenaikan harga bahan baku yang semakin melonjak tinggi. Tidak terkecuali dengan berusaha keras tidak tergantung pada bahan baku tertentu.

GOOD juga menyiapkan inovasi dalam aspek produksi, proses bisnis, dan pemasaran produk untuk semakin memperbesar pangsa pasar dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Bukan cuma itu, perseroan berencana berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menghasilkan produk yang inovatif dan berkualitas.

10. Pengelola Restoran D'Monaco, Indo Boga IPO Rp 160 Miliar

Pasar saham Indonesia kembali akan kedatangan emiten baru. Kali ini, perusahaan yang akan melantai di bursa dan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) adalah PT Indo Boga Sukses Tbk.

Indo Boga Sukses adalah pengelola Restoran D'Monaco yang terletak di Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta. Indo Boga Sukses juga punya anak usaha yakni PT Sofia Berkah Abadi, pengelola penginapan dengan nama Sofia Residence.

Mengutip prospektusnya, Indo Boga akan melakukan IPO dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 1.607.360.000 saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 25 per lembar.

Jumlah ini setara 20% modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan setelah Penawaran Umum yang dikeluarkan dari simpanan (portepel) Indo Boga.

Harga penawaran umum perdana saham Indo Boga dalam masa bookbuilding adalah Rp 65 - Rp 100 per unit. Dengan rentang harga tersebut, jumlah seluruh nilai Penawaran Umum sebanyak-banyaknya adalah Rp 160.736.000.000.

"Perseroan dapat melakukan perubahan rentang harga paling lambat 3 hari kerja sebelum batas waktu konfirmasi ada atau tidak adanya perubahan atau penyampaian informasi mengenai jumlah dan harga penawaran Efek. Penjaminan emisi Efek sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor pasar modal mengenai tata cara pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum," tulis Indo Boga Sukses, dikutip Kamis (31/3/2022).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular