Newsletter

Wall Street, China & Eropa Kirim Sinyal Buruk, IHSG Suram?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
31 March 2022 06:12
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Ilustrasi bendera Jerman dan Rusia (REUTERS/DADO RUVIC)

Pasar saham AS terkoreksi pada perdagangan hari Rabu (30/1) kemarin, mengakhiri reli kenaikan beruntun selama beberapa hari, karena investor memantau perkembangan di Ukraina dan pasar obligasi dalam negeri.

S&P 500 turun 0,63% menjadi 4.602,45, dan Nasdaq Composite turun 1,21% menjadi 14.442,27. Dow Jones Industrial Average turun 0,19%, menjadi 35.228,81. Dow dan S&P 500 masing-masing menghentikan kenaikan empat hari beruntun.

Jatuhnya harga saham AS salah satunya ditekan oleh harga minyak dunia yang tercatat kembali naik, akibat kekhawatiran terkait ketidakpastian dalam pembicaraan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Aksi jual dipercepat pada jelang akhir sesi perdagangan setelah indeks utama menghabiskan sebagian besar hari di zona merah.

Harga minyak mentah yang belakangan mulai turun setelah melonjak tinggi ketika perang meletus di Ukraina dimulai, naik lebih dari 3% menjadi US$ 107 per barel pada Rabu kemarin, dengan cadangan stok minyak mentah AS tercatat turun. Volatilitas pasar energi membuat saham perusahaan minyak bergerak lebih tinggi, dengan Valero naik sekitar 4% dan Phillips 66 naik sekitar 4,8%.

Liz Ann Sonders, kepala strategi investasi di Charles Schwab, mengatakan harga minyak yang lebih tinggi bisa menjadi sinyal bearish untuk pasar secara keseluruhan bahkan ketika itu mendongkrak saham energi.

"Kami sudah melihat tanda-tanda dari apa yang saya sebut lingkungan inflasi countercyclical, kadang-kadang disebut lingkungan inflasi dorongan biaya, di mana inflasi menjadi sangat tinggi sehingga mulai memberi tekanan pada pertumbuhan," kata Sonders, dilansir CNBC Internasional.

Beberapa saham ritel berada di bawah tekanan pada hari Rabu setelah laporan kuartalan yang mengecewakan, termasuk Five Below kehilangan 6,5% dan Chewy turun 16%. RH turun 13% setelah pendapatan kuartal keempat perusahaan jauh dari harapan. Sisi positifnya, saham pakaian jadi Lululemon melonjak lebih dari 9% setelah mengeluarkan panduan optimis dan mengumumkan program pembelian kembali saham.

Saham semikonduktor adalah titik lemah lainnya, dengan Marvell Technology turun 4% dan Nvidia merosot lebih dari 3%. Micron turun 3,5% meskipun laporan pendapatan lebih baik dari perkiraan. Selanjutnya ada saham Apple, yang akhirnya terkoreksi 0,7% setelah naik selama 11 sesi berturut-turut.

Investor pasar modal AS juga masih terus mengawasi pasar obligasi karena imbal hasil Treasury AS 5-tahun dan 30-tahun mengalami inversi pada hari Senin untuk pertama kalinya sejak 2016 dan selisih antara yield Treasury 2-tahun dan 10-tahun mendekati zona negatif pada hari Selasa. Inversi kurva imbal hasil dilihat oleh beberapa investor, trader dan ekonom sebagai salah satu indikator resesi.

Di Eropa, Stoxx Europe 600 pan-continental turun 0,4%, menghentikan kenaikan beruntun tiga sesi. Sementara itu Indeks DAX Jerman turun 1,5%.

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular