Newsletter

IHSG Rawan Tergelincir Pasca Cetak Rekor, Akhir Pekan Suram?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Jumat, 25/03/2022 06:25 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang sejarah pada perdagangan kemarin. Senada dengan IHSG, rupiah perkasa menghadapi dolar Amerika Serikat (AS).

IHSG ditutup menguat 0,77% di level 7.049,69 pada perdagangan Kamis (24/3/2022). Bersamaan dengan IHSG yang cetak rekor, asing juga memborong saham-saham RI dengan net buy jumbo senilai Rp 1,71 triliun di seluruh pasar.

Indeks di bursa Asia cenderung bergerak variatif. Straits Times Singapura melonjak 1,05% ke 3.399,7. Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,25% ke level 28.110,39, ASX 200 Australia naik 0,12% ke 7.387,1.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong ditutup merosot 0,94% ke level 21.945,949, Shanghai Composite China melemah 0,63% ke 3.250,26, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,2% ke posisi 2.729,66.

Sementara itu, rupiah mampu membalikkan keadaan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin.

Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung melemah 0,21% ke Rp 14.375/US$. Setelahnya posisi rupiah terus membaik dan mengakhiri perdagangan di Rp 14.344/US$ atau menguat tipis 0,01% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Investor kian optimistis membelanjakan investasinya ke saham-saham unggulan di tengah pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan bahwa pondasi ekonomi Indonesia semakin kuat, meski ada tantangan dan ketakpastian global.

Jokowi juga mengumumkan bahwa mudik Lebaran tahun ini kembali dibuka, dengan persyaratan vaksinasi dan booster. Pernyataan tersebut memicu optimisme pasar bahwa prospek ekonomi nasional bakal kembali kuat.

"Bagi masyarakat yang ingin mudik lebaran juga dipersilahkan diperbolehkan dengan syarat sudah mendapatkan vaksin dan 1 kali booster dan menerapkan protokol kesehatan," jelasnya.

Diperkirakan 80 juta orang akan melakukan perjalanan pulang kampung saat libur Lebaran tahun ini.

Dengan diperbolehkannya mudik, roda perekonomian bisa berputar lebih kencang sebab konsumsi masyarakat tentunya akan meningkat. Hal ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Meski demikian, risiko masih membayang dari geopolitik di Eropa Timur, menyusul masih berlanjutnya konflik di Ukraina yang memicu kenaikan harga komoditas dan memukul rantai pasokan global. Yang ditakutkan adalah inflasi negara-negara semakin tinggi akibat tingginya harga energi.


(ras/ras)
Pages