Newsletter

Setelah Cetak Rekor 7.000, ke Mana Arah IHSG Selanjutnya?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
23 March 2022 06:30
Wall Street
Foto: REUTERS/Eduardo Munoz

IHSG berpotensi menguat pada perdagangan hari ini ditopang oleh bursa Amerika yang melonjak pada perdagangan kemarin. Level 7.016 bisa jadi resisten bagi IHSG untuk terus melaju. Jika tidak berhasil melewati area tersebut IHSG berpeluang terkoreksi.

Selain ditopang penguatan Wall Street, IHSG pun mendapat angin segar dari proyeksi pertumbuhan ekonomi bumi pertiwi yang berada di atas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 diperkirakan akan mencapai lebih dari 5,2% (year on year/yoy). Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).

"Dengan berbagai kondisi, tantangan, dan peluang yang ada, ekonomi diperkirakan tumbuh di atas 5,2% pada 2022, berbeda dengan tren pemulihan ekonomi global," jelas Airlangga.

"Ekonomi Indonesia justru diharapkan lebih baik karena inflasi diperkirakan masih dalam rentang 3% plus minus 1%," kata Airlangga melanjutkan.

Seperti diketahui, berbagai lembaga internasional seperti World Bank, International Monetary Fund (IMF), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan ekonomi global pada 2022 akan tumbuh pada kisaran 4,1% hingga 4,5%.

Airlangga menjelaskan ekonomi Indonesia masih akan ditopang oleh sektor eksternal yang resilience (tangguh), dimana transaksi berjalan masih mencatatkan surplus, nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini yang diperkirakan akan mencapai lebih dari 5,2% disebabkan karena rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam level aman, yield obligasi pemerintah, neraca perdagangan yang masih dalam kondisi resilience.

Kenaikan harga komoditas seperti minyak kelapa sawit, minyak mentah, batu bara, dan logam bisa jadi katalis positif bagi saham-saham komoditas yang kemarin mendorong IHSG.

Di balik hal positif tersebut, konflik antara Rusia dan Ukraina yang menyeret respon dunia masih jadi risiko yang perlu diperhatikan oleh investor pasar ekuitas. Meskipun saat ini upaya perdamaian lewat dialog terus diupayakan.

Investor juga masih mencermati kondisi ekonomi AS terkait inflasi dan kebijakan moneter yang akan diambil oleh The Fed. Terutama soal kenaikan suku bunga.

(ras/luc)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular