
Setelah Cetak Rekor 7.000, ke Mana Arah IHSG Selanjutnya?

Bursa saham Amerika Serikat bangkit pada perdagangan kemarin, Selasa (22/3/2022), karena para pelaku pasar menyambut pernyataan bank sentral Negara Adidaya tersebut mengenai upaya pengendalian inflasi.
Dow Jones Industrial Average naik 0,7% menjadi 34.807,46. S&P 500 menguat 1,1% menjadi ditutup di 4.511,61. Nasdaq Composite menguat hampir 2% dan berakhir di 14.108,82.
Bursa saham bergerak volatil sejak Senin kemarin setelah bos bank sentral AS Jerome Powell mengatakan bahwa inflasi terlalu tinggi dan berjanji mengambil "langkah yang diperlukan" untuk menekannya, bahkan jika harus menaikkan lebih dari 25 basis poin per kenaikan.
Beberapa pelaku pasar menaikkan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga. Sebab Powell mengatakan The Fed dapat menggerakkan suku bunga acuan lebih agresif dari perkiraan sebelumnya.
"Jika kami menyimpulkan bahwa pantas untuk bergerak lebih agresif dengan menaikkan suku bunga federal fund lebih dari 25 basis poin pada tiap pertemuan, kami akan melakukannya," kata Powell pada hari Senin kepada National Association for Business Economics.
Goldman Sachs pada Senin menaikkan perkiraannya menjadi kenaikan 50 basis poin pada pertemuan Fed Mei dan Juni. Kepala ekonom UBS Jonathan Pingle dalam sebuah laporan mengatakan, "Kami pikir kemungkinan kenaikan suku bunga 50 bp meningkat."
Saham teknologi yang gemar akan pembiayaan berbasis utang tertekan karena suku bunga tinggi membuat biaya pendanaan mereka kian besar dan berat. Namun, hari ini pasar memilih melancarkan aksi beli kala koreksi (buy on weakness). Big Tech Alphabet, Meta dan Amazon semuanya naik lebih dari 2%.
Saham Nike melonjak 2,2% setelah perseroan melaporkan kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi pasar di kuartal III, didukung oleh permintaan yang kuat di Amerika Utara.
Investor masih mengamati situasi di Eropa Timur, di mana Presiden AS Joe Biden menilai bahwa Rusia "terbentur tembok" karena perang dengan Ukraina menurut dia "mendekati jalan buntu".
(ras/luc)