Newsletter
Awas! IHSG Bisa Terpeleset, Sentimen Sedang Tak Bersahabat

Bursa saham Amerika Serikat kompak melemah pada perdagangan hari Senin, setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell membunyikan alarm tentang lonjakan inflasi dan berjanji akan mengambil tindakan yang lebih agresif.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 201,94 poin (-0,58%) ke 34.552,99. S&P 500 turun tipis 1,94 poin (+0,04%) ke 4.461,18. Nasdaq turun 55,38 poin (-0,4%) ke 13.838,46.
Powell pada hari Senin mengatakan "inflasi terlalu tinggi" dan berjanji untuk mengambil "langkah-langkah yang diperlukan" untuk mengendalikan harga. Dia berujar kenaikan suku bunga bisa berubah dari kenaikan seperempat poin persentase (bps) ke kenaikan yang lebih agresif, yaitu setengah basis poin jika perlu.
Pernyataan di National Association for Business Economics tersebut diucapkan kurang dari seminggu setelah The Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2018.
Saham Boeing anjlok sekitar 3,59% setelah Boeing 737 milik China Eastern Airlines anjlok. Di sisi lain, saham teknologi terkoreksi setelah imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun naik 0,15 persen poin ke 2,3%. Meta (induk usaha Facebook) drop 5% dan saham Microsoft anjlok 1,27%.
Di sisi lain, saham sektor energi menguat mengikuti kenaikan harga minyak mentah dunia di mana harga minyak acuan internasional jenis Brent melesat 7% melampaui US$ 115 per barel, setelah Uni Eropa menyusul langkah AS mengembargo minyak Rusia.
Pekan lalu, Wall Street mengalami pekan terbaik sejak November 2020 berkat saham berbasis pertumbuhan. Secara mingguan, indeks S&P 500 melonjak 6,1% dan indeks Dow Jones berhasil naik 5,5%. Hal yang serupa terjadi pada indeks Nasdaq yang melesat 8,1% selama sepekan.
"Reli dalam ekuitas selama seminggu terakhir adalah salah satu yang paling tajam dalam catatan. Meskipun bisa naik sedikit lebih tinggi, kami tetap yakin masih tren bearish dan kami akan menggunakan kekuatan ini untuk memposisikan lebih defensif, "kata Michael Wilson dari Morgan Stanley dalam dalam laporan yang dikutipĀ CNBC International.
Investor masih memantau perang Rusia dan Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan jika diskusi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin gagal, maka akan ada potensi pecah perang dunia ketiga.
Pejabat Ukraina dan Rusia telah bertemu beberapa kali untuk pembicaraan damai, tetapi gagal mencapai konsesi utama. Ukraina telah menolak ultimatum untuk menyerahkan kota Mariupol kepada pasukan Rusia.
Selain itu, investor juga masih mengevaluasi terhadap melonjaknya kasus Covid di wilayah Eropa yang disebabkan oleh varian Omicron. Agenda ekonomi pada pekan ini relatif sepi, tapi beberapa perusahaan akan melaporkan kinerja keuangannya, seperti Nike dan Tencent Music dijadwalkan akan merilis neraca keuangan hari ini.
"Kami masih belum yakin bahwa dasar telah tercapai, menyusul perkiraan kami bahwa situasi geopolitik masih sangat fluid, inflasi seharusnya masih akan panas, dan outlook melemah," tutur analis Wolfe Research Chris Senyek dalam laporan riset yang dikutipĀ CNBC International.