NEWSLETTER

Banjir Duit Asing, Indonesia "Surga" Investasi saat Perang?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 March 2022 06:10
Kapal Ekspor Manufaktur Indonesia Siap Berangkat ke AS
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Kondisi fundamental dalam negeri terbaru bisa tercermin dari rilis data ekonomi hari ini.

IHS Markit akan melaporkan tingkat aktivitas sektor manufaktur Indonesia di bulan Februari. PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di atasnya berarti ekspansi, di bawahnya artinya kontraksi.

Semakin tinggi angkanya di atas 50 artinya ekspansi semakin besar, yang tentunya bagus bagi perekonomian.

Sektor industri pengolahan merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar berdasarkan lapangan usaha, kontribusinya nyaris 20%.

Di bulan Januari, manufaktur tercatat naik menjadi 53,7 dari bulan Desember 2021 53,5.

China hari ini juga akan melaporkan data PMI manufaktur, yang tentunya bisa berdampak ke pergerakan pasar saham Asia. Maklum saja, China merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia, sehingga ekspansi atau kontraksi yang dialami sektor manufakturnya bisa berdampak ke negara lainnya. 

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Februari 2022 pada 1 Maret 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan terjadi deflasi 0,08% dibandingkan Januari 2022 (month-to-month/mtm). Jika terwujud, maka akan menjadi deflasi pertama sejak September 2021.

Sementara dibandingkan Februari 2021 (year-on-year/yoy), pasar memperkirakan laju inflasi sebesar 2,015%. Jika terjadi, maka melambat dibandingkan Januari 2022 di mana inflasi tahunan tercatat 2,18% yoy.

Kemudian inflasi inti secara tahunan pada Februari 2022 diperkirakan 1,91% yoy. Naik dibandingkan Januari 2022 yang sebesar 1,84% yoy.

Inflasi inti mencerminkan kenaikan harga barang-barang yang kurang volatil. Sehingga penurunan inflasi dan kenaikan inflasi inti bisa menjadi indikasi daya beli masyarakat yang membaik.

Kenaikan daya beli tentunya menjadi kabar baik bagi perekonomian Indonesia. Sebab, konsumsi rumah tangga menjadi kontributor PDB terbesar dari sektor pengeluaran. Konsumsi rumah tangga menyumbang 54% dari total PDB di tahun 2021.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Berikut Data Ekonomi dan Agenda Emiten

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular