
Joe Biden: Rusia Bakal Serang Ukraina Beberapa Hari Lagi!

Sentimen ketiga, kali ini dari dalam negeri, adalah rilis data Neraca Pembayaran Indonesa (NPI) periode kuartal IV-2021. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) sudah memperkirakan NPI sepanjang 2021 akan kembali mencatat surplus. Pada 2020, NPI surplus US$ 2,6 miliar.
Bahkan transaksi berjalan atau current account pun diperkirakan surplus. Jika terwujud, maka akan menjadi yang pertama sejak 2011. Tidak ada lagi current account deficit (CAD)
"Neraca Pembayaran Indonesia diperkirakan tetap baik pada 2021, surplus dibandingkan tahun sebelumnya. Transaksi berjalan surplus 0,3% terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) dan surplus neraca modal yang meningkat," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Februari 2022
Kabar ini tentu akan menjadi sentimen positif bagi rupiah. NPI, utamanya transaksi berjalan, adalah fundamental penyokong rupiah karena menggambarkan kekuatan ekonomi Indonesia dari sisi faktor eksternal.
Namun untuk 2022, sepertinya transaksi berjalan akan kembali defisit. BI memperkirakan defisit transaksi berjalan tahun ini berada di kisaran 1,1-1,9% PDB.
Ekonomi Tanah Air yang semakin pulih usai hantaman pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), pembukaan 'keran' aktivitas masyarakat, dan meningkatnya mobilitas masyarakat akan membuat kebutuhan impor ikut terdongkrak. Akibatnya, sulit untuk menjaga transaksi berjalan tetap di teritori positif.
Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini
(aji/aji)
