
Bubar, Bubar! Perang Dunia III Kayaknya Batal...

Sentimen ketiga, kali ini dari dalam negeri, adalah ada tanda bahwa puncak gelombang pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) varian Omicron di Indonesia sudah terlewati. Ini terlihat dari pertumbuhan kasus positif yang melambat.
Dalam sepekan hingga 14 Feruari 2022, rata-rata kasus positif harian tumbuh 59,42% dibandingkan pekan sebelumnya. Turun drastis dibandingkan seminggu sebelumnya yang meroket 195,37%.
Sepertinya perkembangan ini yang membuat pemerintah memutuskan untuk tidak lagi memperketat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali, mengimbau masyarakat untuk beraktivitas seperti biasa tetapi tetap mematuhi koridor protokol kesehatan.
"Kalau memang sudah divaksin, sudah dua kali, sudah booster, ya jalan-jalan saja. Nggak ada yang perlu dikhawatirkan berlebih," kata Luhut belum lama ini.
Kabar ini seakan memberi konfirmasi perkiraan berbagai pihak bahwa puncak gelombang serangan virus corona varian Omicron akan terjadi pada bulan ini. Mulai Maret 2022, kasus positif akan turun secara signifikan.
Tirta Citradi, Ekonom MNC Sekuritas, memaparkan dengan asumsi maksimal populasi Indonesia yang bisa terjangkit Covid-19 (carrying capacity) 2-2,5% dari populasi dan laju penularan Omicron adalah 1,2-1,5 kali Delta, maka akan butuh waktu 56-60 hari untuk satu siklus atau fase gelombang selesai. Artinya jika kasus naik signifikan mulai 2 Januari 2022, maka gelombang serangan Omicron akan berakhir pada 3 Maret 2022.
Sementara menurut model yang dibangun Bahana Sekuritas, puncak kasus positif akibat varian Omicron akan terjadi pada pekan ketiga Februari. Kemungkinan bisa mencapai 81.088-86.452 orang dalam sehari.
"Seiring dengan terbentuknya kekebalan kolektif (herd immunity), kasus harian nasional akan mulai turun secara drastis setelah 21-23 Februari. Di Jakarta, kasus harian akan mencapai puncak pada pekan depan," tulis riset Bahana.
Perry Warjiyo, Gubernur BI, menyebut dampak penyebaran varian Omicron akan mencapai puncaknya dalam beberapa minggu ke depan. Setelah itu akan mulai menurun.
"Tentu semuanya berdasarkan upaya yang ditempuh pemerintah dan juga kepatuhan terhadap protokol kesehatan oleh masyarakat. Dampak terhadap mobilitas yang terjadi penurunan diharapkan akan membaik," kata Perry dalam jumpa pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Februari 2022.
Oleh karena itu, lanjut Perry, dampak penyebaran varian Omicron terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terlalu signifikan. Untuk 2022, BI tetap pada proyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,7-5,1% dengan titik tengah 5,1%.
"Untuk kuartal I-2022 akan tumbuh relatif tinggi," ujar Perry.
Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini
(aji/aji)