Newsletter

Moment of Truth! Siap-siap Simak Rilis Inflasi AS

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
10 February 2022 06:20
BI, Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: BI, Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Dua agenda besar bakal diumumkan nyaris berbarengan pada hari ini yakni pengumuman kebijakan suku bunga acuan di Indonesia (BI 7-Day Reverse Repo Rate) dan rilis Indeks Harga Konsumsn (IHK) di Amerika Serikat (AS).

Meski jauh di mata dari sisi lokasi, tapi keduanya saling berkaitan erat karena masih dalam satu ranah yakni kebijakan moneter. Kenaikan inflasi di AS, jika ternyata lebih buruk dari perkiraan pasar, akan mendorong akselerasi normalisasi suku bunga acuan di AS (Fed Funds Rate).

Sejauh ini, inflasi AS diprediksi naik 0,4% (bulanan) dan 7,2% (tahunan) pada Januari, menurut poling Dow Jones. Jika sesuai ekspektasi, maka kenaikan suku bunga acuan baru akan dilakukan pada Maret nanti.

Namun jika inflasi melesat jauh, maka akselerasi kenaikan suku bunga tak terhindarkan Beberapa pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) seperti Presiden Fed Cleveland Loretta Mester telah menyatakan siap menaikkan suku bunga acuan kapanpun tahun ini.

Bank of America memproyeksikan The Fed berpeluang menaikkan suku bunga acuan hingga 7 kali tahun ini. Proyeksi tersebut tentunya dipasang dengan asumsi bahwa inflasi kian menggila di Negara Adidaya tersebut.

Jika Bank Indonesia (BI) memilih tetap menjaga suku bunga acuan, sebagaimana konsensus analis yang dihimpun Tradingeconomics, sementara inflasi AS menggila sehingga Fed Funds Rate direncakan naik bulan ini juga, maka pasar akan memilih mengambil jeda.

Sebelum mengalokasikan aksi beli di pasar, investor akan mengukur apakah keputusan bank sentral nasional itu tepat atau menjadi kurang responsif jika mengacu pada perubahan sikap bank sentral AS.

Momen demikian akan memicu aksi ambil untung lebih dini di kalangan pelaku pasar, dan bisa menekan bursa siang nanti. Rilis inflasi menjadi semacam moment of truth apakah reli global dua hari ini memang beralasan atau hanya dialasdasari oleh optimisme yang kebablasan.

Sejauh ini, kekhawatiran seputar inflasi AS cenderung mereda, sebagaimana terlihat dari yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang berada di level 1,945%, atau lebih rendah dari posisi kemarin yang sempat menyentuh 1,97%. 

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular