
Resesi Minggat! Ekonomi RI 'Diramal' Tumbuh 3,65%

Ekonomi Indonesia tahun lalu bak penggalan lirik lagu A Shoulder to Cry On yang dibawakan Tommy Page. Lot of ups and downs...
Pada awal tahun, pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang membuat ekonomi masuk jurang resesi pada 2020 masih membayangi. Ekonomi Indonesia masih terkontraksi 0,71% pada kuartal II-2021.
Namun pada kuartal berikutnya, ekonomi Indonesia 'mengamuk'. Basis yang rendah, vaksinasi, dan pembukaan kembali 'keran' aktivitas masyarakat membuat PDB melesat 7,07%, tertinggi sepanjang era Reformasi.
Masuk kuartal III-2021, virus corona kembali menebar teror. Virus corona bermutasi menjadi varian delta, yang lebih mudah menular dari varian-varian sebelumnya.
Ini membuat kasus positif harian melonjak tajam. Puncaknya terjadi pada pertengahan Juli 2021, di mana kasus positif harian menembus di atas 50.000 orang dalam sehari.
Perkembangan ini membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) terpaksa mengambil langkah tegas. Kepala Negara mengumumkan PPKM Darurat di wilayah Jawa-Bali, yang tidak lama kemudian disusul oleh daerah-daerah lainnya.
PPKM Darurat benar-benar tegas. Pekerja di sektor non-esensial dan non-kritikal wajib 100% bekerja dari rumah, pelajar dan mahasiswa kembali belajar dari jauh, mal tidak boleh buka, restoran dan warung makan hanya melayani take-away dan delivery, hingga rumah ibadah tidak boleh dibuka untuk jamaah yang ingin berserah kepada Tuhan.
PPKM Darurat bertujuan mulia, menyelamatkan nyawa rakyat Indonesia dari serangan virus corona. Namun tidak bisa dipungkiri, dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkan luar biasa. Ekonomi kuartal III-2021 melambat signifikan menjadi kurang dari 4%.
Halaman Selanjutnya --> PPKM Tak Lagi Darurat, Ekonomi Melesat
(aji/aji)
