'Lonjakan Covid-19 di Indonesia: Prepare For The Worst!'

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
04 February 2022 10:44
Zona merah di Kelurahan Kerukut, Tamansari, Jakarta, Senin (10/1/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Zona merah di Kelurahan Kerukut, Tamansari, Jakarta, Senin (10/1/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama meminta pemerintah mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan PPKM dan pembelajaran tatap muka.

"Marilah kita semua, seperti kata bijak, "pray for the best, but prepare for the worst"," kata Tjandra dalam keterangan tertulis, Jumat (4/2/2022).

Kemarin, kasus tambahan Covid-19 melonjak hingga 27.197 orang, di mana sebanyak 38 orang meninggal. Data tersebut menunjukkan jumlah kasus baru meningkat 58%, sementara kasus meninggal meningkat 50% dari sebelumnya.

"Kalau dibandingkan sebulan sebelumnya, 3 Januari 2022 kasus baru adalah 265 orang dan yang meninggal 5 orang. Artinya dalam sebulan terakhir, kasus baru per hari naik lebih dari 100 kali lipat," kata Tjandra.

"Dan kematian per hari naik sekian ratus persen. Kasus nampaknya akan terus meningkat di hari-hari mendatang walau tidak terlalu mudah memprediksi angkanya," jelasnya.

Tjandra mengatakan berdasarkan prediksi yang dipublikasikan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) University of Washington menyebutkan kasus harian Covid-19 di Indonesia pada akhir Februari 2022 akan melonjak hingga 185 ribu kasus.

Adapun pada pertengahan Maret 2022, angka kasus diperkirakan mencapai lebih dari 275 ribu. Perkiraan tersebut akan terus mengalami kenaikan hingga 387.850 per hari pada April 2022 dengan angka kematian hingga 144 kasus per hari.

"Prediksi memang dapat saja tepat, atau kurang tepat, atau bahkan tidak tepat. Tetapi setidaknya ini dapat jadi bahan kewaspadaan dan antisipasi mitigasi," jelasnya.

Pemerintah, kata Tjandra, memperkirakan puncak kasus akan terjadi pada periode Februari-Maret 2022, dengan jumlah kasus yang bisa 2 atau 3 kali lipat dibandingkan Delta.

"Dan bahkan pernah disebutkan akan mungkin dapat 5 atau 6 kali lipat dari puncak waktu Delta tahun lalu," jelasnya.

Tjandra menegaskan evaluasi PPKM dan PTM memegang peranan penting dalam pengendalian pandemi Covid-19. Pasalnya, situasi saat ini tidak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu.

"Kalau kasus baru kemarin 3 Feb 2022 adalah 27.197 orang, maka kita ingat bahwa kasus baru pada 3 Juli 2021 adalah hampir sama juga, yaitu 27.913 orang, dan ketika itu di tahun lalu mulailah diberlakukan PPKM darurat," tegasnya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Serang Data Covid China, Ada Apa Xi Jinping?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular