
3 Bank Besar Panen Laba, IHSG Bakal 'Manis' Pada Akhir Pekan

IHSG berpotensi menguat terbatas pada perdagangan hari ini karena pasar tampaknya sudah mulai beralih ke laporan kinerja emiten 2021. Akan tetapi, masih ada beberapa sentimen yang cenderung negatif dan bisa menahan laju indeks.
Dari luar negeri, bursa AS kompak turun pada perdagangan kemarin karena tekanan jual yang masih tinggi. Hal ini bisa jadi salah satu pemberat bagi gerak IHSG pada perdagangan hari ini karena bursa AS adalah acuan dari pasar global.
Di lain sisi, ketegangan di perbatasan Ukraina yang kembali tereskalasi juga masih menjadi risiko bagi pasar. Konflik ini menciptakan ketidakpastian di pasar.
Rusia masih menempatkan lebih dari 100.000 pasukan di perbatasan Ukraina. Hal ini membuat negara-negara barat protes keras, karena menilai Rusia sedang bersiap untuk melakukan invasi di wilayah eks Uni Soviet tersebut. AS pun balas menggertak dengan menyiagakan 8.500 personel angkatan bersenjata untuk diterjunkan ke Eropa sewaktu-waktu.
Dari dalam negeri, musim rilis laporan keuangan untuk kinerja tahun 2021 dibuka manis setelah tiga bank besar Indonesia panen laba.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) berhasil membuat kinerja positif pada tahun buku 2021. Laba BBNI 2021 tercatat Rp 10,89 triliun atau tumbuh 232,32% yoy, naik 3 kali lipat dari laba pada 2020.
Kemudian, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih senilai Rp 28,02 triliun sepanjang 2021. Angka ini mengalami kenaikan 66,83% secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 16,80 triliun.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kemarin juga melaporkan laba bersih sebesar Rp 31,4 triliun sepanjang 2021, tumbuh 15,8% year-on-year (YoY) dari laba bersih tahun 2020.
Sementara itu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 8.077 kasus konfirmasi positif pada Kamis (27/1/2021), tertinggi dalam lebih dari 4 bulan terakhir.
Akan tetapi, ada kabar gembira datang bagi ekonomi di tengah kasus Covid-19 yang kian menanjak. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan, pemerintah tak akan memberlakukan pembatasan ketat untuk wilayah DKI Jakarta saat ini. Hal ini menyusul naiknya kasus positif Covid-19 yang dipengaruhi varian baru Omicron.
"Jangan berlebih-lebihan, kita sudah antisipasi, dan lockdown Jakarta itu enggak kita lakukan," tutur Budi Gunadi dalam konferensi persnya, Kamis (27/1/2022).
Meskipun begitu, kenaikan status PPKM karena penyebaran Omicron yang terus melesat masih menjadi risiko tersendiri.
Jika status PPKM ditingkatkan, berakibat pada ekonomi yang menjadi lesu dan membuat ekspektasi kinerja keuangan emiten-emiten menjadi turun. Tentu saja hal ini menjadi sentimen negatif bagi pasar saham Indonesia.
(ras/vap)