
Wall Street Karam, The Fed Gentayangan: Pekan Berat Menanti!

Pekan ini ada tiga hal yang menjadi sorotan investor. Pertama, bank sentral AS (The Fed) akan menggelar rapat komite pengambil kebijakan (FOMC), tepatnya pada 25-26 Januari 2022 jadi fokus utama investor.
Dengan inflasi di AS yang terus memanas, pasar memperkirakan The Fed bakal agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya.
Berdasarkan data CME Fedwatch, pelaku pasar mengantisipasi bahwa The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan paling cepat 25 bps pada Maret 2022 dengan probabilitas 88,7%.
The Fed diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan 4-5 kali pada tahun 2022. Setelah itu bank sentral AS juga diprediksi akan menempuh kebijakan moneter kontraktif dengan mereduksi ukuran neracanya (balance sheet).
Selanjutnya adalah kinerja aset keuangan global. Pada perdagangan pekan lalu, tiga indeks saham Wall Street kembali anjlok signifikan. Indeks Dow Jones drop 4,58%, kemudian indeks S&P 500 turun 5,68%. Paling parah, Nasdaq Composite yang terjungkal dengan koreksi 7,55%.
Koreksi tajam harga saham AS yang menjadi kiblat pasar keuangan global tentu saja menjadi sentimen negatif bagi aset berisiko seperti saham di kawasan Asia yang baru akan buka hari ini, Senin (24/1/2022).
Selain dua sentimen di atas, perkembangan pandemi Covid-19 juga masih akan menjadi sorotan. Semua disebabkan karena meluasnya infeksi varian baru Covid-19 Omicron.
Sejak ditemukan pada akhir November tahun lalu, kasus harian Covid-19 secara global naik sampai 4x dan sekarang tembus angka 3 juta per hari.
Sementara itu di dalam negeri, kasus infeksi harian Covid-19 meningkat hampir 18x sejak awal tahun. Hingga saat ini secara kumulatif ada 1.170 kasus konfirmasi Omicron ditemukan di Indonesia.
Setelah ditelusuri, lebih banyak infeksi yang ditemukan akibat imported case yang mengindikasikan sumbernya lebih banyak dari luar negeri.
Di Indonesia varian Omicron telah merenggut korban jiwa. Sudah ada dua orang pengidap Covid-19 varian Omicron yang dilaporkan meninggal dunia sejauh ini.
Kenaikan kasus infeksi terutama yang disebabkan oleh varian Omicron ini diyakini menjadi pertanda bahwa puncak kasus sebentar lagi akan terjadi.
Berdasarkan prediksi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), puncak penyebaran Omicron akan terjadi 4 - 8 pekan ke depan atau sekitar Februari - Maret 2022.
Untuk saat ini respons pemerintah baru memperpanjang periode PPKM leveling untuk Jawa dan Bali. Kebijakan tersebut berlaku sejak 18 - 24 Januari 2022.
Secara terperinci saat ini ada 47 wilayah yang menerapkan PPKM Level I. Kemudian wilayah dengan status PPKM Level II ada 80 dan salah satunya adalah Jakarta. Kemudian untuk PPKM Level III ada di Kabupaten Pamekasan.
Bagaimanapun juga sentimen negatif masih membayangi pasar keuangan global pekan ini. Untuk IHSG yang sudah menyentuh level ATH, tentu ini harus diwaspadai karena ada peluang tekanan jual untuk profit taking meningkat sehingga membuat kinerja indeks tertekan.
(ras/vap)