Newsletter

Wall Street Karam, The Fed Gentayangan: Pekan Berat Menanti!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
24 January 2022 06:45
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Wall Street mengalami minggu terburuk sejak pandemi virus corona menyerang negeri Paman Sam.

Tiga indeks saham Wall Street kembali anjlok signifikan. Indeks Dow Jones drop 4,58%, kemudian indeks S&P 500 turun 5,68%. Paling parah, Nasdaq Composite yang terjungkal dengan koreksi 7,55%.

Pemicu utama koreksi dalam pasar ekuitas AS adalah meningkatnya kekhawatiran ekonomi dan memaksa The Fed menaikkan suku bunga lebih awal.

"Pasar dinilai terlalu tinggi secara signifikan, ketika suku bunga berada pada rekor terendah," kata Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics.

"Tetapi ketika suku bunga naik, valuasi menjadi masalah nyata, sehingga pasar menyesuaikan dengan realitas suku bunga yang baru," tambahnya.

Saat suku bunga naik, biaya untuk berbagai jenis pinjaman terancam akan lebih mahal. Dikhawatirkan ini akan menghambat ekspansi perusahaan setelah fase pemulihan ekonomi awal.

Selain itu, indeks juga tertekan oleh saham Netflix yang anjlok 22% pada akhir pekan lalu. Padahal, Netflix melaporkan pendapatan yang melampaui ekspektasi analis serta pasar.

Pasar merespon negatif pertumbuhan pelanggan yang jauh dari perkiraan. Aplikasi film streaming tersebut dinilai sudah mencapai batas pertumbuhan pelanggan di AS dan Canada.

"Keuntungan penggerak pertama Netflix dan basis pelanggan yang besar memberi perusahaan keunggulan kompetitif yang hampir tidak dapat diatasi dibandingkan dengan rekan-rekan streaming-nya. Namun, Netflix tampaknya telah mencapai batas pelanggan di UCAN," kata Wedbush.

Kemerosotan saham Netflix menular di seluruh saham media. ViacomCBS ambles 7,35%, Walt Disney drop 6,94% dan Discovery turun 4,73%.

Ivan Feinseth, analis di Tigress Financial menilai koreksi yang terjadi di pasar saham AS adalah normal. Dia menilai pasar saham ditopang oleh fundamental yang masih kuat.

"Ini adalah koreksi normal di pasar bull. Mudah-mudahan kita mencapai titik pesimisme yang ekstrem, penghinaan dan bahkan ketakutan bahwa kita akan segera mencapai titik terendah. Fundamental yang mendasarinya masih kuat," katanya.

(ras/vap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular