Newsletter

IHSG Siap Menghadapi Ujian Dari Wall Street & Jokowi?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
19 January 2022 07:00
Pernyataan Presiden RI, Jokowi terkait Kasus Omicron di Tanah Air, Istana Bogor, 18 Januari 2022 (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden RI)
Foto: Pernyataan Presiden RI, Jokowi terkait Kasus Omicron di Tanah Air, Istana Bogor, 18 Januari 2022 (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden RI)

Pasar hari ini masih akan dibayangi oleh perkembangan kasus Covid-19, terutama di Tanah Air.

Kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 1.362 kasus baru di Indonesia. Dengan begitu, total kasus konfirmasi mencapai 4.273.783 kasus.

Sejak awal tahun ini, memang terjadi tren kenaikan kasus harian Covid-19. Setidaknya sejak 11 Januari 2022, kasus harian Covid-19 tidak pernah lebih rendah dari 600 kasus.

Angka tersebut lebih tinggi ketimbang pertambahan kasus harian Covid-19 sepanjang Desember 2021, yang berada di rentang 92 - 311 kasus.

Terakhir kali angka kasus harian Covid-19 berada di atas 1.362 kasus (per Selasa kemarin) adalah pada 8 Oktober 2021 (1.384 kasus).

Diwartakan CNBC Indonesia sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pun meminta masyarakat untuk tidak banyak beraktivitas di luar rumah, seiring dengan kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia, termasuk dari varian covid-19 terbaru Omicron.

"Jika bapak ibu tidak memiliki keperluan mendesak, sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat keramaian. Dan untuk mereka yang bisa bekerja dari rumah, work from home (WFH), lakukanlah kerja dari rumah," ungkap Jokowi melalui akun youtube yang dikutip CNBC Indonesia, Selasa (18/1/2022).

Presiden mengatakan, tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia disebabkan oleh varian Omicron. Namun menurutnya, warga tidak perlu panik dan tidak perlu bereaksi berlebihan.

Jokowi menyampaikan, berdasarkan laporan WHO, varian omicron lebih mudah menular dibandingkan dengan delta. Tingkat gejala yang ditimbulkan memang lebih ringan atau tidak perlu dirawat di Rumah Sakit (RS).

"Tapi kita harus waspada jangan jemawa dan gegabah," jelasnya.

Untuk itu, Jokowi juga mengimbau agar masyarakat segera mendapatkan vaksinasi dosis ketiga (booster) guna mencegah penyebaran kasus Covid-19.

Selain itu, Jokowi juga meminta agar masyarakat tidak bereaksi berlebihan terkait fenomena kenaikan kasus baru Covid-19 saat ini.

Di samping terkait kasus Covid-19, investor juga akan menunggu alias wait and see hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diselenggarakan pada hari ini (19/1) sampai Kamis esok (20/1).

Adapun pasar akan merespons keputusan terkait suku bunga acuan BI yang akan diketahui pada Kamis ini.

Sentimen Eksternal

Dari eksternal, investor juga akan menyimak sejumlah rilis data ekonomi penting di beberapa negara.

Pertama, pada 06.30 WIB, akan ada data indeks keyakinan konsumen Australia per Januari 2022 yang diprediksi akan turun tipis menjadi 104 dari sebelumnya 104,3.

Kedua, ada sejumlah rilis data soal inflasi per Desember 2021, misalnya di Jerman (pada 14.00 WIB) dan Britania Raya (14.00 WIB).

Ekonom meramal, tingkat inflasi final Jerman akan naik secara tahunan (yoy) menjadi 5,3% pada Desember dibandingkan posisi sebelumnya di 5,2%.

Sementara, tingkat inflasi Britania Raya juga diprediksi akan naik secara tahunan menjadi 5,2% pada Desember, lebih tinggi tinimbang posisi November (5,1% secara yoy). Dengan demikian, Britania Raya akan menyaksikan kenaikan tingkat inflasi tahunan selama 4 bulan beruntun.

 

Ketiga, pelaku pasar juga akan menyimak dua data soal perumahan di Negeri Paman Sam AS, yakni statistik pembangunan rumah baru (housing starts) dan izin mendirikan bangunan (building permits) per Desember 2021.

Angka housing starts AS pada Desember diramal akan menjadi 1,65 juta, lebih rendah dari posisi sebelumnya 1,679 juta pada November.

Sebagai gambaran, housing starts mengacu pada jumlah proyek konstruksi perumahan baru yang telah dimulai selama bulan tertentu di AS.

Housing starts bisa dianggap sebagai indikator untuk mengukur prospek ekonomi ke depan.

Kemudian, building permits diperkirakan akan menjadi 1,701 juta pada Desember, dari sebelumnya 1,712 juta.

Building permits mengukur perubahan jumlah izin mendirikan bangunan baru yang diterbitkan oleh pemerintah AS. Bisa dikatakan, building permits merupakan indikator utama permintaan di pasar perumahan.

Angka building permits yang lebih tinggi dari yang diharapkan dapat dianggap sebagai sentimen positif/bullish untuk dolar AS, dan sebaliknya.

(adf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular