Newsletter

IHSG Siap Menghadapi Ujian Dari Wall Street & Jokowi?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
19 January 2022 07:00
Bursa saham Amerika Serikat (AS)  Wall Street
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Indeks bursa saham utama AS alias Wall Street kompak turun tajam pada Selasa kemarin. Ini seiring hasil laporan keuangan Goldman Sachs yang mengecewakan dan membebani saham keuangan.

Selain itu, saham teknologi melanjutkan aksi jual sejak awal tahun ini di tengah imbal hasil obligasi pemerintah (Treasury AS) mencapai level tertinggi era Covid.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) tergelincir 1,51%, menjadi ditutup di 35.368,47. S&P 500 merosot 1,84% menjadi 4.577,11, dan Nasdaq Composite anjlok 2,60% menjadi 14.506,90, mencapai level terendah dalam tiga bulan.

Melansir CNBC International, Nasdaq yang sarat saham-saham teknologi terbenam lebih dari 10% dari level tertinggi terbaru dan ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari untuk pertama kalinya sejak April 2020. Sementara, indeks acuan saham berkapitalisasi pasar kecil Russell 2000 melorot hampir 3,1%.

Saham Goldman Sachs ambles hampir 7% pada Selasa setelah pendapatan kuartal keempat bank tersebut meleset dari ekspektasi analis. Biaya operasional Goldman melonjak 23% seiring kenaikan gaji para karyawan Wall Street.

Sementara itu, imbal hasil Treasury membukukan kenaikan yang tajam. Imbal hasil tenor 2 tahun naik di atas 1% untuk pertama kalinya sejak Februari 2020, atau sebulan sebelum pengumuman pandemi yang mengirim ekonomi AS ke dalam resesi.

Treasury tenor 2 tahun sensitif terhadap kenaikan suku bunga acuan. Treasury ini dipandang sebagai patokan di mana bank sentral AS alias Federal Reserve (The Fed) akan menetapkan suku bunga pinjaman jangka pendek.

Suku bunga naik di sepanjang kurva imbal hasil, dengan yield benchmark Treasury bertenor 10-tahun mencapai 1,87%, tertinggi sejak Januari 2020. Asal tahu saja, yield obligasi AS tenor 10-tahun memulai 2022 di sekitar 1,5%.

"Pasar obligasi terus memperhitungkan pengetatan kebijakan yang lebih agresif oleh Federal Reserve berdasarkan inflasi yang masih tinggi dan panduan Fed yang lebih hawkish," kata Kathy Bostjancic, kepala ekonom pasar keuangan AS di Oxford Economics kepada CNBC International.

"Arah pengetatan Fed yang cukup agresif akan menyebabkan penilaian yang agak lebih rendah karena pertumbuhan ekonomi secara luas akan melambat karena The Fed mencoba untuk memperlambat laju permintaan," tambah Bostjancic.

Selain itu, saham Microsoft merosot 2,4% berbarengan dengan mengumumkan sang raksasa perangkat lunak tersebut akan membeli perusahaan video game Activision Blizzard dalam transaksi tunai senilai US$ 68,7 miliar. Sementara, saham Activision Blizzard melonjak 25,9%.

Adapun, saham Retailer Gap ambles 6,7% setelah Morgan Stanley menurunkan peringkat perusahaan pengecer tersebut

Kemudian, Saham teknologi kembali melemah pada Selasa, melanjutkan tren penurunan mereka pada 2022 karena kenaikan suku bunga.

Suku bunga yang lebih tinggi biasanya merugikan 'kantong' pertumbuhan pasar yang mengandalkan rezim suku bunga rendah untuk berinvestasi. Lebih lanjut, pendapatan masa depan perusahaan tersebut akan terlihat kurang menarik ketika tingkat suku bunga melonjak.

Saham pembuat mobil listrik Tesla turun 1,8% pada Selasa. Saham Meta Platforms dan Amazon masing-masing terjungkal hingga minus 4,1% dan sekitar 2%.

Sebagai informasi, sepanjang minggu ini akan ada laporan keuangan triwulanan dari 35 perusahaan di indeks S&P 500, termasuk Bank of America, UnitedHealth dan Netflix.

Bank-bank besar Wells Fargo, JPMorgan Chase dan Citigroup memulai musim rilis laporan keuangan, dengan ketiganya membukukan laba yang lebih baik dari perkiraan.

Namun, reaksi pasar terhadap hasil tersebut beragam. Saham Wells Fargo membukukan keuntungan setelah rilis keuangan tersebut, tetapi JPMorgan Chase dan Citigroup turun.

Secara keseluruhan, 33 perusahaan S&P 500 telah melaporkan pendapatan kuartal keempat kalender sejauh ini, mengacu pada data FactSet. Dari perusahaan-perusahaan itu, hampir 70% membukukan hasil bottom-line (laba bersih) yang mengalahkan ekspektasi analis.

(adf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular