Newsletter

Rusia Cawe-cawe di Kazakhstan, Awas Perang!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 January 2022 05:50
Pasien Covid-19 di Jerman
Foto: Petugas penyelamat membawa pasien perawatan intensif Covid 19 dari helikopter penyelamat udara ke kendaraan ambulans di lapangan olahraga di Herrsching, Jerman, Jumat, 19 November 2021. (Matthias Balk/dpa via AP)

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang masih kurang kondusif. Ini bisa menjadi beban bagi pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.

Sentimen kedua, pelaku pasar juga perlu mencermati situasi terkini dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Penyebaran virus corona varian omicron yang begitu cepat membuat kasus positif di berbagai negara melonjak tajam.

Di Jepang, misalnya. Pada 5 Januari 2022, kasus positif corona mencapai 2.040 orang, tertinggi sejak 30 Oktober 2021.

Dalam sepekan hingga 5 Januari 2022, total kasus harian adalah 6.055 orang atau rata-rata 865 orang per hari. Melonjak dibandingkan seminggu sebelumnya yaitu total 2.272 orang, rerata 324 orang saban harinya.

Situasi ini membuat pemerintah Jepang tidak punya pilihan lain. Pembatasan sosial (social distancing) kembali diketatkan, terutama di daerah tempat pangkalan militer AS berada seperti Okinawa.

Situasi di AS juga masih mencekam. Kini, ratusan ribu rakyat Negeri Adidaya terinfeksi virus corona setiap harinya.

Bahkan di Indonesia keadaannya mulai mencemaskan. Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan kasus positif harian adalah 404 orang. Ini menjadi yang tertinggi sejak 27 November 2021.

Dalam seminggu terakhir, kasus positif corona bertambah 1.785 orang atau 255 orang per hari. Lebih banyak ketimbang sepekan sebelumnya yakni 1.279 orang (rata-rata 182 orang per hari).

Memang ada berbagai studi yang menyebut bahwa varian omicron hanya menyebabkan gejala ringan. Tidak seperti varian delta yang ganas.

Terbaru adalah studi dari Inggris. UK Health Security Agency (bekerja sama dengan Universitas Cambridge) meneliti 528.176 kasus infeksi omicron dan membandingkannya dengan 573.012 kasus delta.

Hasilnya, risiko perawatan di rumah sakit untuk pengidap varian omicron hanya sepertiga dari varian delta. Studi itu juga menyimpulkan vaksin mampu melawan varian omicron.

"Dalam analsis ini, risiko perawatan di rumah sakit lebih rendah dalam kasus varian omicron. Setelah 2-3 dosis vaksin, risiko perawatan di rumah sakit berkurang 81%," sebut laporan UKHSA.

Meski lebih ringan, penyakit tetap penyakit. Pemerintah mana yang tega membiarkan rakyatnya sakit, meski gejalanya ringan?

Oleh karena itu, sepertinya varian omicron tetap akan diatasi dengan pembatasan sosial yang lebih ketat. Artinya, prospek pemulihan ekonomi jadi samar-samar. Bangkit atau tidaknya sangat tergantung dari dinamika pandemi dan upaya penanganannya.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular