Newsletter

Wall Street Ambrol, IHSG & Rupiah Kudu Banyak Doa...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 January 2022 06:39
Ilustrasi Rupiah
Foto: REUTERS/Thomas White

Sentimen ketiga, kali ini dari dalam negeri, adalah tekanan inflasi domestik yang mulai terasa. Harga sejumlah kebutuhan pokok masih bergerak naik.

Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga rata-rata nasional di pasar tradisional untuk minyak goreng kemasan bermerk 1 pada 5 Januari 2022, adalah Rp 20.950/kg. Naik Rp 200 (0,96%) dibandingkan hari sebelumnya.

Sebulan lalu, harga produk ini masih Rp 19.650/kg, jadi ada kenaikan Rp 1.300 (6,61%). Tepat setahun lalu, harganya adalah Rp 15.150/kg sehingga terjadi kenaikan Rp 5.800 (38,28%).

Ternyata tidak hanya minyak goreng. Harga sembako lainnya juga masih terpantau naik.

Misalnya bawang putih ukuran sedang. Kemarin, harga komoditas itu adalah Rp 30.250/kg. Naik Rp 100 (0,33) dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam sebulan, harga bawang putih naik Rp 1.000 (3,42%). Selama setahun, harga naik Rp 1.750 (6,15%).

Harga telur ayam ras juga masih terpantau naik. Kemarin harganya adalah Rp 30.350/kg, naik Rp 200 (0,66%) dibandingkan hari sebelumnya.

Selama sebulan terakhir, harga telur ayam ras naik Rp 5.500 (22,13%). Dalam setahun terakhir, harga naik Rp 2.750 (9,96%).

Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri, memperkirakan harga pangan masih akan tinggi. Ini akan membuat tekanan inflasi kian terasa.

"Kami meyakini inflasi yang berasal dari peningkatan permintaan (demand-pulled inflation) akan berlanjut pada 2022 seiring meningkatkan mobilitas masyarakat karena pelonggaran Pemberlakauan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Tekanan inflasi juga akan datang dari kenaikan sejumlah tarif seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan cukai rokok. Harga Elpiji juga akan naik, dan rencana penghapusan bensin Premium," papar Faisal dalam risetnya.

Seperti The Fed, Bank Indonesia (BI) pun bakal terdorong untuk menaikkan suku bunga acuan untuk menjangkar ekspektasi inflasi. Meski Gubernur Perry Warjiyo menyebut bahwa BI 7 Day Reverse Repo Rate akan tetap rendah, tetapi sampai kapan?

Selain untuk menjangkar ekspektasi inflasi, kenaikan suku bunga acuan juga diperlukan untuk menjaga pasar keuangan Indonesia tetap atraktif. Kenaikan suku bunga acuan akan ikut mengerek imbalan investasi di Indonesia, sehingga tetap menarik di mata investor, terutama asing.

Namun, kenaikan suku bunga acuan tentu 'memakan korban'. Biaya dana perbankan akan naik sehingga pada gilirannya membuat suku bunga kredit ikut naik. Biaya ekspansi dunia usaha dan rumah tangga akan semakin mahal, sehingga bakal menahan laju pertumbuhan ekonomi.

Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari ini

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular