
Wall Street Ambrol, IHSG & Rupiah Kudu Banyak Doa...

Beralih ke bursa saham AS, tiga indeks utama anjlok. Dow Joes Industrial Average (DJIA) ambles 1,07%, S&P 500 berkurang 1,94%, dan Nasdaq Composite ambrol 3,34%. Nasdaq membukukan koreksi harian terparah sejak Februari tahun lalu.
Adalah notula rapat atau minutes of meeting bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang membuat Wall Street 'karam'. Dalam rapat edisi Desember2021, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat menyebut pasar tenaga kerja sudah sangat ketat dan inflasi terus meninggi. Ini membat The Fed sepertinya harus menaikkan suku bunga acuan lebih cepat.
"Para peserta rapat secara umum mencatat bahwa tidak bisa menghindari kenaikan suku bunga acuan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Beberapa peserta rapat juga mencatat sudah saatnya mengurangi beban neraca (balance sheet) setelah kenaikan Federal Funds Rate," sebut notula itu.
Pasar pun langung bereaksi. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan kenaikan suku bunga acuan dalam rapat Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) edisi Maret 2022 mencapai 64,1%.
"Indikasi The Fed semakin khawatir dengan inflasi akan menciptakan pandangan bahwa mereka akan melakukan pengetatan kebijakan secara agresif pada 2022. Lebih hawkish dari dugaan," kata David Carter, Chief Investment Officer di Lenox Wealth Adivisors yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Kenaikan suku bunga acuan membuat imbal hasil instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi akan ikut terkerek. Hasilnya, arus modal meninggalkan pasar saham dan hinggap ke obligasi pemerintah AS.
Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
(aji/aji)
