
Cuan Jumbo! S&P 500 Cetak Rekor ke 69, IHSG Siap Ikut Melesat

Melesatnya Wall Street tentunya memberikan dampak positif ke pasar Asia hari ini, termasuk IHSG. Jika bursa Asia kompak menguat, rupiah dan SBN bisa ikut terangkat.
Wall Street masih terus menanjak meski kasus Covid-19 terus menanjak. Di Amerika Serikat sejauh ini melaporkan lebih dari 52 juta kasus infeksi baru Covid-19 menyusul penyebaran Omicron yang terkonfirmasi tidak memicu gejala parah. Ahli penyakit menular Gedung Putih Anthony Fauci memperkirakan kenaikan masih akan terus terjadi setelah pekan lalu menyentuh angka 150.000.
Meski demikian, kenaikan kasus tersebut dipercaya tidak akan menyebabkan pelambatan ekonomi, malah mempercepat berakhirnya pandemi.
"Kami tidak yakin Omicron akan mempengaruhi outlook pertumbuhan ekonomi secara signifikan, justru sepertinya akan mempercepat akhir pandemi," tutur analis JPMorgan Dubravko Lakos-Bujas , seperti dikutip CNBC International.
Tanda-tanda perekonomian AS tidak terganggu terlihat dari penjualan selama libur Natal tahun ini melompat 8,5% secara tahunan, menjadi laju tercepat dalam 17 tahun, menurut Mastercard. Capaian itu terjadi sekalipun terjadi gangguan rantai pasokan, kenaikan harga, dan penyebaran Omicron.
Sementara itu Eropa masih menjadi perhatian utama penyebaran Omicron. Prancis kini masuk ke daftar negara yang mencatat penambahan kasus Covid-19 sebanyak 100.000 kasus per hari.
Prancis menyusul Inggris dan Amerika Serikat yang mencatat penambahan kasus di atas 100.000 per hari, dan ini menjadi yang pertama sepanjang pandemi bagi Prancis.
Virus corona varian Omicron mendominasi infeksi di Prancis, tingkat keterisian rumah sakit udah bertambah dua kali lipat dalam satu bulan terakhir.
Hal tersebut mengkonfirmasi jika varian Omicron memang cenderung menimbulkan gejala ringan, tetapi dengan penyebaran yang jauh lebih cepat, fasilitas kesehatan tentunya juga akan terbebani. Apalagi Prancis masih bergelut dengan varian delta.
Dalam beberapa hari ke depan, Omicron diperkirakan akan "menguasai" Prancis, setelah sebelumnya menjadi varian yang dominan di Inggris.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan jajaran pemerintahannya mengadakan pertemuan darurat untuk menentukan langkah apa yang akan diambil guna meredam penyebaran virus Omicron.
Sementara itu di Inggris, yang sudah lebih dahulu "dijajah" Omicron, Perdana Menteri Borish Johnson mengatakan akan melihat terlebih dahulu data-data terbaru sebelum memutuskan langkah apa yang akan diambil.
Pada hari Jumat lalu, Inggris melaporkan penambahan kasus baru sebanyak lebih dari 120.000 orang, sementara selama periode Natal tidak ada laporan kasus baru. Johnson akan melihat data terbaru hari Senin, termasuk tingkat keterisian rumah sakit, ICU, serta tingkat kematian.
Johnson sebelumnya sudah menegaskan tidak akan ragu untuk mengetatkan pembatasan sosial jika diperlukan setelah Natal.
Eropa bisa memberikan gambaran bagaimana kebijakan pemerintah guna mengatasi penyebaran Omicron. Jika pengetatan pembatasan sosial akhirnya dilakukan bahkan sampai lockdown hal tersebut akan memberikan sentimen negatif ke pasar finansial global.
Sebab, ada kemungkinan jika lonjakan kasus meluas ke berbagai negara, kebijakan yang sama akan diterapkan, yang berisiko membuat perekonomian global kembali melambat.
Alhasil, IHSG, rupiah hingga SNB akan mendapat tekanan.
Di Indonesia sendiri kasus Omicron pertama kali terdeteksi pada 16 Desember lalu. Hingga saat ini dilakukan sudah ada 46 orang yang positif Omicron.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Berikut Rilis Data Ekonomi dan Agenda Hari Ini
(pap/pap)