IHSG Menguat Lagi Meski Transaksi Sepi, Kurang dari Rp 10 T

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
27 December 2021 15:45
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Senin (27/12/2021), di tengah sepinya sentimen pasar global karena pasar keuangan di beberapa negara masih libur panjang Natal 2021.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,19% ke level 6.575,44. Pada awal perdagangan sesi I hari ini, IHSG dibuka naik 0,12% ke level 6.570,56. Selang beberapa menit setelah pembukaan IHSG naik dan menyentuh level tertinggi perdagangan intraday di 6.588,43. Namun setelah itu penguatan IHSG terpangkas dan sempat melemah menyentuh level 6.562,55.

Meskipun sempat terpangkas pada sesi I hari ini, tetapi penguatan IHSG pada perdagangan sesi II kembali naik dan pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG akhirnya mampu menguat nyaris 0,2%.

Pasar cenderung sepi untuk perdagangan hari ini, terlihat dari nilai transaksi yang hanya mencapai Rp 9,6 triliun. Sebanyak 265 saham menguat, 248 saham melemah, dan 158 saham stagnan.

Investor asing kembali mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 96 miliar di pasar reguler. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 461 miliar.

Investor asing melakukan penjualan bersih di saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp 77 miliar. Selain di saham ADRO, asing juga melepas saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sebesar Rp 53 miliar.

Dari pergerakan sahamnya, saham ADRO ditutup merosot 1,8% ke level harga Rp 2.180/unit. Sedangkan saham BBYB berakhir ambles 2,86% ke level harga Rp 2.720/unit.

Sementara pembelian bersih dilakukan asing di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 58 miliar dan di saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) sebesar Rp 25 miliar.

Saham BMRI ditutup melemah 0,71% ke level harga Rp 7.000/unit, sedangkan saham TBIG berakhir stagnan di level Rp 3.000/unit.

Meskipun aktivitas pasar saham dalam negeri dan sentimen pasar global cenderung sepi, tetapi IHSG kembali ditutup menghijau pada perdagangan awal pekan terakhir di tahun 2021.

IHSG cenderung mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang membukukan kinerja positif pada pekan lalu. Bahkan indeks S&P 500 mampu mencatat rekor tertinggi sepanjang masa setelah menguat 2,28%.

Pasar masih merespons positif dari kabar seputar penelitian terbaru virus corona (Covid-19) varian Omicron pada Kamis pekan lalu.

Pada Kamis lalu, sebuah penelitian di Afrika Selatan (Afsel) menunjukkan bahwa penderita Omicron memiliki peluang 80% bergejala ringan sehingga tidak harus 'mondok' ke rumah sakit.

Selain di Afsel, penelitian serupa yakni di Universitas Edinburg, Inggris menunjukkan bahwa pasien rawat inap akibat Omicron ternyata 68% lebih rendah dari kasus varian Delta.

Selain studi yang menunjukkan Omicron tidak menyebabkan gejala yang berat, Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS pada pekan lalu menyetujui peredaran obat Covid-19 besutan Pfizer.

Studi menunjukkan bahwa obat berbentuk pil tersebut memiliki efektivitas hingga 89% untuk meringankan gejala Covid-19, sehingga penderita tak perlu 'mondok' di rumah sakit. Pada Kamis, izin serupa diterbitkan bagi Merck.

Di sisi lain biasanya pada pekan terakhir bulan Desember, ada fenomena Santa Rally di mana pasar saham AS akan cenderung ditutup di zona hijau.

Mengutip CNBC International, Santa Rally pertama kali diamati oleh Yale Hirsch, pendiri The Stock Trader's Alamac. Dalam 45 tahun terakhir, Santa Rally menghasilkan return positif sebanyak 34 kali, dengan rata-rata sebesar sebesar 1,4%.

Di Indonesia bulan Desember biasanya identik dengan fenomena window dressing yang membuat IHSG memiliki kinerja bulanan yang selalu positif dalam dua dekade terakhir.

Namun secara historis, pasar saham cenderung sepi di pekan terakhir penghujung tahun. Hal ini setidaknya terlihat dari data rata-rata transaksi harian per pekan di bulan Desember sejak tahun 2018.

Pasar yang sepi mengindikasikan bahwa investor dan trader cenderung tak mengambil posisi atau bahkan cash out untuk memanfaatkan akhir tahun sebagai momentum untuk berlibur.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular