
Omicron dan Skenario Berakhirnya Pandemi ala Spanish Flu

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melesat pada perdagangan Selasa (21/12/2021), mengakhiri selama tiga hari sebelumnya akibat lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.
Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 560,54 poin (+1,6%) ke 35.492,7. S&P 500 melesat 1,8% ke 4.649,23 dan Nasdaq terbang 2,4% ke 15.341,09.
Kali ini, saham siklikal yang bakal diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi menjadi penggeraknya, seperti emiten maskapai Delta Air Lines dan United Airlines yang melesat masing-masing sebesar 5,9% dan 6,9% di sesi pembukaan.
Harga minyak mentah dunia pun kembali menguat sebesar 2,5% atau kembali melewati angka psikologis US$ 70 per barel, sehingga saham ConocoPhillps dan Chevron pun berakhir di teritori positif.
Saham produsen mikrochip Micron melesat lebih dari 10% setelah kuartal III-2021 mencetak kinerja lebih baik dari ekspektasi. Saham Advanced Micro Devices (AMD) ikutan melonjak, mencapai 6,2%.
Omicron terlacak sudah menyebar di 43 dari 50 negara bagian di AS dan di 90 negara dunia. Rasio penyebaran mencapai 1,5 kali dalam 3 hari terakhir, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Varian terbaru virus Covid-19 tersebut kini menyumbang 73% infeksi di AS.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-sedikit pulih ke 1,46% setelah sebelumnya ambles hingga 1,36% akhir pekan lalu. Imbal hasil dan harga obligasi bergerak berkebalikan.
Artinya, harga sempat melejit karena diburu oleh pemodal yang resah melihat kenaikan risiko ekonomi terkait pandemi. Namun keresahan tersebut sedikit berkurang sehingga mereka melepas aset aman (safe haven) tersebut untuk kembali belanja aset berisiko seperti saham.
"Pasar bereaksi terhadap posisi jenuh jual dalam jangka pendek.. Omicron dan efeknya yang belum terukur menciptakan volatilitas signifikan, obligasi jenuh beli, saham jenuh jual," tutur Timothy Lesko, kepala Granite Investment Advisors seperti dikutip CNBC International.
Investor juga mengases prospek pertumbuhan ekonomi AS di bawah Presiden Joe Biden. Senat akan melakukan pemungutan suara untuk menyetujui program jaring pengaman sosial ala Biden di tengah pandemi dan kebijakan perubahan iklim pada Januari.
Sejauh ini, anggota Senat dari Partai Demokrat yakni Senator Joe Manchin menyatakan penolakannya. Ada dugaan bawa Partai Demokrat, partai pengusung Biden, bakal memberikan alternatif dengan menyusun proposal paket stimulus yang nilainya lebih rendah.
(ags/ags)