
Katalis Positif Terbatas, Jalan Terjal IHSG Happy Ending Nih

Bursa saham Eropa yang ditutup ceria diharapkan bakal menjadi katalis positif untuk pasar keuangan Asia. Soal inflasi yang masih hangat jadi perbincangan juga menuai pro dan kontra bahkan di kalangan para pejabat bank sentral.
Di tengah perdebatan yang terus berlangsung apakah inflasi akan benar-benar berlangsung lama dengan laju yang tinggi sehingga membebani perekonomian, bank sentral Korea (BoK) memilih untuk mengambil langkah antisipatif lebih awal.
Seperti yang sudah diperkirakan oleh pasar, BoK memutuskan untuk menaikkan lagi suku bunga acuan Negeri Ginseng sebesar 25 bps kemarin ke level 1%. Dengan begitu Korea Selatan menjadi negara maju pertama yang paling agresif dalam pengetatan kebijakan moneternya.
Hanya saja hal tersebut sudah diantisipasi oleh pelaku pasar sehingga dampaknya tak terlalu signifikan dalam menggerakkan harga aset keuangan.
Di Indonesia, inflasi masih bukan masalah serius. Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan BI (PTBI) yang dihelat kemarin lusa mengatakan bank sentral nasional itu akan tetap fokus pada tujuan untuk menstimulasi perekonomian dengan suku bunga rendah, stabilisasi nilai tukar dan injeksi likuiditas.
BI tak akan terlalu buru-buru untuk menaikkan suku bunga acuan. Sinyal yang disampaikan oleh bos MH Thamrin adalah suku bunga acuan bakal dinaikkan kalau sinyal kenaikan inflasi mulai terlihat.
Di sisi lain BI juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini. Jika sebelumnya PDB Indonesia diperkirakan tumbuh 3,5-4% tahun 2021, proyeksi terbaru BI diturunkan menjadi 3,2-4%.
Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut dipicu oleh perlambatan ekonomi Indonesia yang meleset dari perkiraan konsensus.
Sebagai informasi Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi RI di kuartal III tahun ini hanya tumbuh 3,51% yoy atau lebih rendah dari konsensus yang memperkirakan masih bisa tumbuh di atas 3,6% yoy.
Dari sisi sektoral sentimen datang dari OJK yang menyatakan bahwa banyak investor yang minat untuk mengakuisisi perbankan di RI. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Eksekutif OJK Heru Kristiyana.
Pengembanga bank digital menjadi salah satu story dan agenda yang banyak diperhatikan oleh investor. Bank-bank dengan modal cekak yang siap go digital mayoritas ditutup melemah kemarin.
Namun jelang aksi korporasi yang bakal banyak dilakukan oleh bank-bank mini ini berpeluang untuk mendorong volatilitas harga semakin tinggi.
Overall, katalis positif memang ada tetapi masih minim. Sehingga kemungkinan pasar akan bergerak galau pada perdagangan terakhir pekan ini.
(trp/trp)