Newsletter

Batu Bara dkk Manggung Lagi, Siap Ceriakan Pasar Keuangan RI?

Putra, CNBC Indonesia
24 November 2021 06:14
Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Volatilitas yang tinggi di pasar diperkirakan masih akan berlanjut. Sekali lagi Wall Street tak bisa banyak diharapkan untuk perdagangan hari ini karena kinerjanya yang cenderung variatif.

Investor pun bakal ambil sikap wait and see dalam jangka waktu dekat karena harus mencerna perkembangan terbaru mulai dari inflasi hingga kenaikan kasus Covid-19 di Eropa yang diikuti dengan pengetatan mobilitas di beberapa negara.

Faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah tren pergerakan dolar AS. Di sepanjang paruh kedua tahun 2021, indeks dolar AS cenderung uptrend. Ditambah isu kenaikan suku bunga ruang penguatan dolar AS masih terbuka.

Bagi rupiah, penguatan dolar AS bukan kabar bagus. Apalagi jika ditambah dengan aliran modal asing outflow dari aset-aset portofolio investasi yang sifatnya temporer seperti saham dan obligasi.

Beralih ke pasar komoditas, harga minyak mentah dan batu bara berhasil rebound. Harga kontrak minyak mentah jenis Brent ditutup menguat 3,27% kemarin dan kembali tembus ke atas level US$ 80/barel.

Setelah memulai fase downtrend sejak awal Oktober 2021, bulan November tampaknya menjadi momen balas dendam bagi komoditas batu bara.

Dalam sepekan terakhir harga batu bara sukses mencatatkan apresiasi sebesar 16,45%. Kemarin harga batu bara acuan global Newcastle ditutup di level US$ 177/ton untuk kontrak yang berakhir Desember tahun ini pasca menguat lebih dari 4% dalam sehari.

Tren kenaikan harga batu bara global juga direspons positif oleh pasar. Kemarin, mayoritas emiten tambang batu bara RI cenderung menguat. Untuk perdagangan hari ini, investor masih perlu mencermati pergerakan harga saham batu bara domestik.

Kemudian di aset kripto, harga Bitcoin terpantau masih sulit tembus kembali ke level US$ 60.000. Di saat aset digital yang relatif baru ini dimusuhi oleh regulator, El Salvador justru malah mengambil tindakan berlawanan.

Setelah pada September lalu El Salvador memutuskan bahwa Bitcoin adalah salah satu mata uang yang sah, kini manuver lain dilakukan oleh sang Presiden Nayib Bukele. Pria berusia 40 tahun tersebut berencana untuk membangun Kota Bitcoin dan menerbitkan obligasi Bitcoin yang tujuannya adalah untuk mining.

Perihal kontroversi tersebut, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan negara di Amerika Tengah tersebut tentang risiko volatilitas yang besar dari Bitcoin dan mata uang kripto lainnya sehingga kurang pas rasanya dijadikan sebagai mata uang.

(trp/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular