
Batu Bara dkk Manggung Lagi, Siap Ceriakan Pasar Keuangan RI?

Berlalu ke negara Paman Sam dengan yang pasar keuanganya, Wall Street masih menjadi acuan global. Harga saham di Bursa New York kembali ditutup tak kompak. Indeks S&P 500 dan Dow Jones sukses naik masing-masing 0,17% dan 0,55% dini hari tadi.
Namun indeks Nasdaq Composite yang didominasi oleh konstituen saham teknologi lagi-lagi membukukan koreksi. Indeks tersebut tercatat ambles 0,5%.
Jatuhnya harga saham-saham teknologi AS tersebut merespons adanya kenaikan yield obligasi pemerintah AS. Untuk obligasi pemerintah Paman Sam tenor 10 dan 30 tahun yield-nya masing-masing menguat 5,4 bps.
Kenaikan yield ini seringkali dilihat sebagai risiko tersendiri bagi saham-saham teknologi yang cenderung berorientasi pada pertumbuhan dan sangat sensitif dengan pergerakan suku bunga.
Di tambah lagi semakin banyak pelaku pasar yang bertaruh bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 3x tahun depan.
Jika masing-masing kenaikannya sebesar 25 bps maka total kenaikan suku bunga acuan menjadi 75 bps. Eskpektasi pasar tersebut terbilang sangat agresif jika dibandingkan dengan perkiraan pasar beberapa bulan lalu yang memproyeksikan The Fed hanya punya ruang 1x kenaikan suku bunga sebesar 25 bps.
Inflasi di AS yang tinggi memang menjadi momok bagi semua pelaku ekonomi. Bagi pemangku kebijakan, inflasi yang tinggi akan menghambat tercapainya tujuan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Bagi masyarakat umum dan konsumen, tingginya inflasi akan mencekik daya beli. Sedangkan bagi investor dan pebisnis kenaikan inflasi yang tinggi dan berlangsung lama akan berakibat pada penurunan marjin laba.
Namun sebenarnya Eropa memberikan kabar yang cukup baik kemarin. Indeks PMI manufaktur ekonomi Zona Euro yang size-nya besar masih ekspansif atau di atas ambang 50 poin.
Bahkan pada pembacaan awal bulan November 2021, indeks PMI manufaktur Benua Biru dilaporkan berada di level 58,6 atau 0,3 poin lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Jelang perayaan Thankgiving yang jatuh pada Kamis pekan ini (25/11), investor juga disibukkan dengan berbagai rilis data ekonomi.
Setidaknya pada hari Rabu (waktu AS) pasar akan diwarnai dengan berbagai rilis data ekonomi mulai dari klaim tunjangan pengangguran mingguan, update pembacaan kedua PDB AS yang kedua hingga sentimen konsumen.
Halaman 3>>
(trp/sef)