
Pasar Keuangan Waspada! Banyak Kabar Tak Sedap di Awal Pekan

Beralih ke bursa saham global yakni Wall Street, dalam sepekan kemarin indeks acuan S&P 500 masih mampu membukukan apresiasi 0,3%. Namun harus kembali ditutup melemah pada perdagangan terakhir.
Indeks Dow Jones ambles 0,75%, indeks S&P 500 melemah 0,14% pada Jumat (19/11). Namun saham-saham teknologi masih berhasil finish di zona hijau dengan apresiasi sebesar 0,4%.
Data ritel AS yang memuaskan dan juga didorong oleh data tenaga kerja yang terus membaik masih membuat selera investor terhadap aset-aset berisiko belum pudar, meskipun dari sisi inflasi juga masih terus dipantau karena dikhawatirkan bakal terus meningkat ke depan.
Hanya saja kabar buruk dari Eropa terkait dari kenaikan kasus Covid-19 kembali menghantui pasar keuangan global.
Dari Eropa, kasus Covid-19 melonjak puluhan kali lipat dan membuat pemerintah di berbagai negara kembali mengambil tindakan tegas.
Austria menjadi sorotan dunia setelah memilih kembali mengimplementasikan karantina wilayah (lockdown) berskala nasional. Sementara itu Jerman memilih untuk membatasi mobilitas masyarakat yang belum divaksinasi.
Kecemasan akan kembalinya lockdown berskala global juga merembet ke pasar komoditas. Harga kontrak futures minyak mentah pun ambrol ke level di bawah US$ 80/barel.
Untuk kontrak Brent sendiri ditutup di US$ 78,89/barel setelah melemah 3,85% sepekan. Sedangkan untuk kontrak West Texas Intermediate (WTI) jatuh lebih dalam dengan koreksi sebesar 5,91% ke level US$ 76,1/barel.
Lockdown yang ditakutkan akan membuat permintaan terhadap bahan bakar kembali ambles walaupun belakangan ini permintaan terbukti menguat.
Ekonomi yang juga pulih dengan cepat bisa kembali jatuh ke jurang resesi yang membuat aset-aset berisiko seperti saham kembali ambles apalagi saat ini secara valuasi sudah bisa terbilang mahal. Risiko inilah yang patut diwaspadai oleh pelaku pasar dalam waktu dekat.
(trp/trp)