Newsletter

Ekonomi China Lagi Slow, IHSG Kuat Nanjak ke All Time High?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
19 October 2021 06:20
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Bursa saham AS mengalami rebound pada perdagangan hari Senin karena investor masih bertaruh dan berharap pada kinerja laporan keuangan yang positif dari perusahaan besar.

Sebelumnya pada Senin pagi waktu setempat Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka merah menyusul buruknya data pertumbuhan ekonomi China, setelah pekan lalu menguat menyambut rilis kinerja keuangan kuartal III-2021 bank di AS.

Pada awal pembukaan pasar Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 179 poin (-0,6%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 20 menit menjadi 146,9 poin (-0,42%) ke 35.147,82. Indeks S&P 500 turun 8,5 poin (-0,19%) ke 4.462,88 dan Nasdaq surut 3,6 poin (-0,02%) ke 14.893,7.

Meski dibuka di zona merah, dua dari tiga indeks utama AS tersebut malah berbalik arah sepanjang perdagangan Senin dan mampu ditutup di zona hijau, sedangkan satunya lagi harus puas finish di zona merah.

Pada akhir penutupan perdagangan Senin, S&P 500 tercatat naik 0,3% menjadi 4.486,46. Nasdaq Composite yang diuntungkan dari perbaikan kinerja saham beberapa perusahaan teknologi tercatat naik 0,8% menjadi 15.021,81. Sedangkan Dow Jones Industrial Average menjadi satu-satunya indeks yang mengalami koreksi atau turun 36,15 poin (-0,1%), menjadi 35.258,61.

Sejumlah nama besar akan melaporkan kinerja kuartalan dalam seminggu ke depan, termasuk Netflix, Johnson & Johnson, United Airlines dan Procter & Gamble pada hari Selasa. Selain itu Tesla, Verizon dan IBM juga dikabarkan akan segera merilis kinerja perusahaan dalam waktu dekat juga.

Hasil yang kuat dari minggu pertama pengumuman kinerja keuangan kuartal ketiga, khususnya dari bank-bank terbesar, telah mendorong indeks utama dan mampu memangkas jarak dari rekor tertinggi sepanjang masa. Dow hanya terpaut 1% dari rekor tertingginya, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing 1,3% dan sekitar 2,5% di bawah rekornya.

Adapun beberapa sentimen yang menekan pasar pada awal perdagangan termasuk data pertumbuhan China yang mengecewakan, yakni sebesar 4,9% pada kuartal ketiga atau kurang dari pertumbuhan 5,2% yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Produksi industri di China bulan lalu juga jauh dari ekspektasi.

Selain itu produksi industri AS juga mengalami penurunan pada bulan September karena kendala pasokan terus menghambat manufaktur. Output turun hampir 1,28% ke level terendah sejak Februari, ketika turun 3,02%, menurut data yang dirilis Senin oleh Federal Reserve.

imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun naik setinggi 1,627%, Kenaikan tersebut memicu tekanan terhadap saham teknologi dan memicu aksi jual atas saham berbasis pertumbuhan menuju saham berbasis nilai.

Saham Disney tercatat ambles 3% setelah Barclays menurunkan peringkat saham dan memperkirakan pertumbuhan pelanggan streaming akan melambat.

(fsd/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular