Newsletter

IHSG Lepas "Kutukan" September, Krisis Finansial Kini Menanti

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 October 2021 06:02
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan: (1) Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Agustus 2021, dan (2) Perkembangan Upah Pekerja/Buruh Agustus 2021.
Foto: Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan: (1) Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Agustus 2021, dan (2) Perkembangan Upah Pekerja/Buruh Agustus 2021.

Dari dalam negeri, pagi ini akan dirilis data PMI manufaktur yang berpotensi menggerakkan pasar finansial. Pada bulan Agustus lalu, PMI manufaktur dilaporkan sebesar 43,7 alias mengalami kontraksi cukup dalam.

"Gangguan Covid-19 berlanjut terhadap perekonomian Indonesia dab membebani sektor manufaktur selama dua bulan berturut-turut. Meskipun begitu, dengan gelombang kedua Cpvid-19 yang sudah melewati puncak, penurunan produksi dan permintaan perlahan mereda," sebut keterangan tertulis IHS Markit awal September lalu.

Data PMI manufaktur untuk bulan September seharusnya menunjukkan perbaikan, sebab pemerintah sudah melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Berlanjutnya perbaikan PMI manufaktur tentunya bisa memberikan sentimen positif ke pasar finansial, apalagi seandaianya ada kejutan dengan kembali berekspansi.
Selain itu Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan melaporkan data inflasi.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) sangat tipis di 0,01%.

Sementara inflasi tahunan (year-on-year/yoy) diperkirakan 1,655%. Kemudian inflasi inti 'diramal' sebesar 1,33% yoy.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan terjadi deflasi pada September 2021. Jika terwujud, maka akan menjadi yang pertama dalam tiga bulan terakhir.

BI dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) hingga pekan IV memperkirakan terjadi deflasi 0,01% pada September 2021 dibandingkan bulan. Ini membuat inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) menjadi 0,83% dan inflasi tahunan 1,63%.

Rendahnya inflasi tersebut bisa menjadi indikasi daya beli masyarakat yang rendah, dan tentunya memberikan dampak yang kurang bagus.

Di sisi lain, rendahnya inflasi memberikan ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga. Fitch Solutions memprediksi suku bunga di Indonesia akhir 2021 berada di 3,25% atau turun 25 basis poin dari level saat ini.

Penurunan suku bunga memang bisa lebih memacu perekonomian, tetapi berisiko membuat rupiah tertekan, apalagi The Fed kini sudah bersiap mengurangi stimulus moneternya. Sehingga bagaimana kebijakan moneter ke depannya akan menarik.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular