Newsletter

Covid-19 RI Makin Terkendali, Bagaimana Pasar Hari Ini?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
20 September 2021 06:00
Emiten Wall Street. AP
Foto: Emiten Wall Street. AP

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street pada pekan lalu secara mayoritas mengalami pelemahan, di tengah beragamnya sentimen yang hadir di pasar keuangan global sepanjang pekan lalu.

Secara point-to-point pada pekan lalu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 0,82%, S&P 500 terkoreksi 0,8%, dan Nasdaq Melemah 0,41%.

Pada Jumat (17/9/2021) pekan lalu, ketiga indeks utama di Wall Street tersebut juga ditutup ambles. Dow Jones melemah 0,48%, S&P 500 dan Nasdaq secara bersamaan merosot 0,91%.

Pasar merespons data inflasi yang akan menjadi acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus tercatat tumbuh 0,3% (bulanan) dan 5,3% (tahunan).

Angka itu sedikit lebih rendah dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan 0,5% (bulanan) dan 5,4% secara tahunan.

Inflasi inti tercatat hanya naik 0,1% atau lebih mendingan dari konsensus pasar yang memprediksi angka 0,3%.

Sebelumnya, Indeks Harga Produsen (producer prices index/PPI) Agustus melesat 8,3% (tahunan), menjadi yang tercepat sejak 2010. Secara bulanan PPI naik 0,7%, di atas estimasi Dow Jones sebesar 0,6%.

Selain itu, pemerintah AS pada pekan lalu juga merilis penjualan ritel per Agustus yang naik 0,7% (bulanan). Angka itu membalik estimasi ekonom dalam konsensus Dow Jones yang memprediksi pelemahan 0,8% (bulanan).

Artinya, terjadi kenaikan belanja di sana sehingga inflasi berpeluang menguat dan membuat bank sentral AS kian percaya diri melakukan kebijakan tapering lebih cepat.

Meskipun begitu, investor di AS masih menilai bahwa peluang kebijakan pengurangan obligasi (tapering) akan dilakukan setidaknya pada November mendatang. Namun, peluang tapering tersebut masih tergerogoti oleh data pengangguran yang masih buruk.

Klaim tunjangan pengangguran AS pekan yang berakhir 12 September 2021 tercatat 332.000, atau lebih buruk dari prediksi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan angka 320.000.

Di lain sisi, kecemasan investor AS juga masih meningkat seiring dari melonjaknya kasus virus Covid-19 akibat penyebaran varian delta yang menekan prospek pemulihan ekonomi, yang bakal mempengaruhi arah kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terkait likuiditas.

"Di tengah kecemasan seputar tekanan ekonomi akhir-akhir ini dan momentum pergantian bisnis, kami masih yakin bahwa pertumbuhan yang kuat akan menunggu di depan dan aktivitas bakal kembali dipercepat," perencana investasi JPMorgan Dubravko Lakos-Bujas, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Halaman 3>>>

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular