
Covid-19 RI Makin Terkendali, Bagaimana Pasar Hari Ini?

Untuk perdagangan hari ini, sentimen yang akan hadir di pasar keuangan global maupun dalam negeri cenderung minim, dikarenakan tidak ada data ekonomi penting yang akan dirilis pada hari ini.
Meskipun sentimen hari ini cenderung sepi, namun ada sentimen dari dalam negeri yang perlu diperhatikan bagi pelaku pasar RI, terutama terkait saham-saham atau harga komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).
Investor akan memantau nasib moratorium pembukaan lahan sawit baru. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu (19/9/2021) memerintahkan penghentian penerbitan izin baru untuk pembukaan lahan sawit baru.
Dus, kemarin menjadi hari terakhir berlakunya moratorium, dan pemerintah bakal memberikan pengumuman secepatnya pada hari ini, mengenai nasib moratorium tersebut: apakah akan dicabut ataukah dilanjutkan?
Perpanjangan moratorium bakal memicu kenaikan harga CPO, karena pasokan dunia cenderung stagnan sementara permintaan dunia membaik mengikuti pembukaan kembali ekonomi di negara maju.
Selain itu, pelaku pasar bakal juga akan memantau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.
Saat ini rata-rata kasus infeksi baru Covid-19 berada di bawah 10.000 per hari. Artinya, pandemi Covid-19 cukup terkendali di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga Sabtu (18/09/2021), penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tercatat 3.385 kasus, turun dibandingkan penambahan kasus hari sebelumnya yang tercatat sebesar 3.835 kasus.
Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia sejak awal pandemi pada 1 Maret 2020 hingga Minggu (19/9/2021) tercatat mencapai 4.188.529 kasus. Indonesia berada di urutan ke-13 dunia negara dengan pengidap Covid-19 terbanyak.
Mengacu pada kemajuan tersebut, ada harapan bahwa hari ini PPKM Level 4 akan semakin diperlonggar sehingga membuka peluang beli saham-saham yang akan diuntungkan dari pemulihan ekonomi (saham siklikal) seperti konsumer, keuangan dan properti.
Namun pada pekan ini, sentimen masih akan cukup ramai, di mana menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, ada beberapa agenda dan rilis data ekonomi yang bakal memengaruhi pergerakan IHSG dan pasar keuangan lainnya dalam trading hari ini hingga empat hari kedepan.
Pertama, pasar bakal memperhatikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Selasa (21/9/2021) yang akan diakhiri dengan konferensi pers mengenai kebijakan moneter sebulan ke depan. Polling Reuters memperkirakan suku bunga acuan nasional (BI 7-Day Reverse Repo Rate) bakal dipertahankan di level 3,5%.
Pasar akan memantau apakah akan ada kebijakan-kebijakan tambahan yang dipersiapkan bank sentral untuk mengerem efek buruk dari kebijakan tapering (pengurangan pasokan likuiditas di pasar oleh bank sentral Amerika Serikat/AS).
Sentimen kedua muncul dari AS, di mana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mengumumkan kebijakan moneter terbarunya pada Kamis (23/9/2021) waktu setempat. Pasar mengantisipasi bahwa suku bunga acuan tidak akan berubah di level 0-0,25%.
Namun, mereka memantau akan ke mana kebijakan tapering: apakah dipercepat menjadi November atau ditunda menjadi tahun depan karena jumlah slip gaji Agustus lalu hanya bertambah 235.000, atau jauh di bawah ekspektasi pasar.
Sejauh ini, lebih dari 60% ekonom dalam polling Reuters memperkirakan bahwa kebijakan tapering akan dimulai pada Desember. Mereka akan menunggu data klaim tunjangan pengangguran mingguan untuk melihat tren pasar tenaga kerja akan ke mana.
Demikian juga dengan Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI sektor manufaktur dan jasa per September yang akan dirilis pada Kamis malam waktu setempat.
Konsensus Tradingeconomics memperkirakan laju ekspansi keduanya melambat, yakni dari 61,1 ke 60 untuk sektor manufaktur dan dari 55,1 ke 54 untuk sektor jasa. Angka di atas 50 dalam indeks PMI mengindikasikan ekspansi, dan sebaliknya di bawah itu mengindikasikan kontraksi.
Ketiga, perhatian akan beralih ke Eropa di mana bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan menggelar rapat dewan gubernur, nyaris bersamaan dengan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) yang akan menentukan suku bunga acuan mereka.
Keduanya juga akan merilis Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) September di sektor manufaktur maupun jasa.
Terakhir, harga minyak. Harga minyak pada pekan lalu yang terkoreksi bakal menentukan arahnya dalam jangka menengah setelah pada Kamis nanti. Pada Rabu dini hari (Kamis sore hari di Indonesia), American Petroleum Institute (API) akan merilis data stok minyak mentah di Negara Adidaya tersebut per pekan lalu.
Pada pekan sebelumnya, stok minyak mentah di Negeri Sam tersebut turun 5,4 juta barel yang mengindikasikan bahwa penyerapan fasilitas kilang meningkat mengikuti kenaikan permintaan BBM, dan/atau berkurangnya pasokan dari fasilitas produksi di lapangan.
Dua faktor tersebut memicu reli harga minyak sepekan lalu, yang tercatat mencapai 3% baik untuk minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) gacoan AS maupun minyak jenis Brent yang menjadi acuan di Eropa dan juga Indonesia.
Energi Information Administration (IEIA) juga akan merilis data pasokan minyak mentah dan BBM pada hari yang sama. Jika stok ternyata masih terus melemah, maka harga minyak mentah berpeluang melanjutkan penguatan.
Halaman 4>>
(chd/chd)