
PPKM Longgar hingga Wall Street Melesat, IHSG to The Moon?

Sentimen yang bisa menjadi penggerak pasar hari ini banyak datang dari luar negeri.
Pertama, pada pukul 04.00 WIB, dari Negeri Ginseng Korea Selatan (Korsel) investor akan mengamati data indeks keyakinan konsumen, yang diramal akan naik ke posisi 105 pada Agustus ini. Sebelumnya, indeks keyakinan konsumen Korsel berada di posisi 103,2, turun dari posisi bulan Juni sebesar 110,3.
Menurut data Bank of Korea, pada Juli lalu, konsumen Korsel menjadi kurang optimis tentang ekonomi di tengah melonjaknya kasus Covid-19 akhir-akhir ini. Memang, angka itu masih menunjukkan optimisme, lantaran masih di atas 100.
Berdasarkan pemodelan dan analisis Tradingeconomics, keyakinan Konsumen di Korsel diperkirakan mencapai 105,00 poin pada akhir kuartal ini. Sementara, dalam jangka panjang, Keyakinan Konsumen Korea Selatan diproyeksikan akan berada di sekitar 110,00 poin pada tahun 2022.
Kedua, selain data dari Korsel, pelaku pasar akan memperhatikan data pertumbuhan ekonomi final Jerman pada kuartal II 2021 yang akan dirilis pada pukul 13.00 WIB.
Produk domestik bruto (PDB) Jerman tumbuh sebesar 9,2 persen yoy atau 1,5 qoq (quarter-on-quarter/secara kuartalan) pada kuartal kedua tahun 2021, setelah mencatat lima periode kontraksi berturut-turut seiring adanya virus Covid-19. Kinerja ekonomi Jerman masih 3,4% di bawah level sebelum krisis pandemi atau pada kuartal keempat 2019.
Mengacu pada penjelasan Federal Statistical Office pada 30 Juli lalu, setelah krisis virus corona kembali menyebabkan penurunan kinerja ekonomi pada awal 2021 (-2,1% pada kuartal pertama), ekonomi Jerman mulai pulih pada kuartal kedua. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga dan pemerintah.
Menurut prediksi Tradingeconomics, pertumbuhan ekonomi di Jerman diperkirakan sebesar 4,20% pada akhir kuartal ini. Adapun, menurut hitung-hitungan ekonometrik, dalam jangka panjang, tingkat pertumbuhan tahunan PDB Jerman diproyeksikan berada di posisi 1,70% pada 2022 dan 2,00% pada 2023.
Ketiga, pada Selasa malam pukul 21.00 WIB, Biro Sensus dan Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan AS akan mempublikasikan data penjualan rumah baru pada Juli. Konsensus pasar meramal angka penjualan rumah baru tersebut akan naik menjadi 0,69 juta pada bulan Juli, dari bulan sebelumnya 0,676 juta.
Pada Juni penjualan rumah baru AS ambles hingga ke level terendah selama 14 bulan terakhir atau sejak April 2020, di tengah kenaikan harga bahan material. Penurunan penjualan pada Juni itu juga menandai penurunan selama 3 bulan berturut-turut, setelah penjualan rumah baru sempat menyentuh 0,873 juta pada Maret 2020.
Melansir Reuters, kebijakan fiskal besar-besaran dan tingkat hipotek (mortgage) yang rendah turut mendorong permintaan perumahan, yang juga didorong oleh pandemi ketika jutaan orang Amerika bekerja dari rumah (WFH) dan mengambil kelas online.
Bisa dikatakan, pasar perumahan adalah salah satu 'pemain bintang ekonomi' selama pandemi, dengan berhasil membukukan pertumbuhan dua digit selama tiga kuartal berturut-turut. Namun, jelas Reuters, tren kenaikan itu kemungkinan akan berakhir pada kuartal kedua, seiring investasi residensial diyakini memiliki dampak netral pada produk domestik bruto (PDB).
Adapun dari dalam negeri, hari ini investor akan merespons keputusan pemerintah soal kebijakan perpanjangan PPKM di Jawa-Bali yang diumumkan pada Senin malam.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan, mulai 24 Agustus hingga 30 Agustus 2021 beberapa daerah bisa turun level PPKM dari level 4 ke level 3. Keputusan itu disampaikan Jokowi dalam video yang ditayangkan akun resmi Youtube Sekretariat Presiden, Senin (23/8).
"Untuk Pulau Jawa dan Pulau Bali, wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, dan beberapa wilayah kota lainnya sudah bisa berada pada level 3 mulai tanggal 24 Agustus 2021," ujarnya.
Dengan ini, wilayah seperti Jabodetabek akan mendapatkan pelonggaran tertentu dibandingkan dengan ketika pemberlakuan PPKM level 4.
Beberapa aturan untuk PPKM level 3, di antaranya warung makan/warteg, pedagang kaki lima dan sejenisnya diizinkan buka sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat dengan maksimal pengunjung makan ditempat maksimal 25 persen.
Kemudian, kegiatan pada pusat perbelanjaan/mal/pusat perdagangan dibuka dengan kapasitas maksimal 50 persen sampai dengan pukul 20:00 waktu setempat; transportasi umum (kendaraan umum, angkutan massal, taksi (konvensional dan online) diberlakukan dengan pengaturan kapasitas maksimal 70 persen.
Selama sepekan terakhir 15 Agustus hingga 21 Agustus 2021, kasus Covid-19 tercatat bertambah 133.507 orang, atau turun 30% dari pekan sebelumnya.
Kementerian Kesehatan mencatat pada Senin (23/8) kasus Covid-19 bertambah 9.604 orang, sehingga totalnya 3,989 juta orang. Kabar baiknya, pasien sembuh juga terus bertambah 24.758 orang dan jauh lebih banyak dibandingkan kasus baru. Dengan begitu, pasien yang telah sembuh dari penyakit ini mencapai 3,571 juta orang.
Sementara, kasus kematian masih terus bertambah seiring dengan kasus baru yang terus bertambah. Kemarin, angka kematian bertambah 842 orang, sehingga totalnya 127.214 orang.
Penambahan angka kematian hari ini juga menjadi yang terendah sejak 16 Juli 2021, saat itu angka kematian sebanyak 826 orang dan terus menanjak menjadi 1.000 orang setiap harinya.
Tingginya penambahan pasien sembuh juga berkontribusi pada turunnya kasus aktif, yang pada Senin tercatat 290.764 orang, turun 15.996 orang.
Halaman 4>>
(adf)