PPKM Level 4 Berakhir Hari Ini, Bagaimana Arah IHSG?

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street bergerak beragam dengan mayoritas menguat pada pekan lalu.
Secara point-to-point, Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,41% dan S&P 500 naik 2,74%. Hanya Nasdaq Composite yang bergerak di zona merah sepanjang pekan lalu, yakni melemah 0,4%.
Pekan lalu, investor di AS memfokuskan pemantauannya ke data ketenagakerjaan AS pada bulan Juli 2021. Tak hanya pada data ketenagakerjaan saja, investor juga menanggapi beberapa data ekonomi AS lainnya, seperti data aktivitas manufaktur pada bulan Juli tahun ini.
Intitute of Supply Management (ISM) melaporkan aktivtas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) berada di 59.5. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 60,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di atas 50, artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.
Hal ini menandakan perekonomian Negeri Paman Sam mulai 'mentok', karena tercermin dari data PMI manufaktur AS yang mengalami penurunan.
Memang benar PMI manufaktur AS masih di atas 50, bahkan lumayan jauh di atas 50. Ini menunjukkan industriawan Negeri Adikuasa masih melakukan ekspansi. Namun laju ekspansi itu melambat dibandingkan Juni 2021. Bahkan PMI manufaktur AS turun dalam dua bulan beruntun.
Sementara itu, dari salah satu data tenaga kerja AS, survei ADP menyebutkan ada tambahan 330.000 slip gaji baru per Juli, atau di bawah ekspektasi pasar sebanyak 653,000. Data buruk ini muncul beriringan dengan kabar kian menyebarnya virus Covid-19 varian delta.
"Biangnya adalah varian Delta. Ia belum berujung pada perubahan kebijakan pembatasan publik tapi bisa membuat masyarakat ragu untuk kembali bekerja, terutama di negara yang tingkat keraguan vaksinasi masih tinggi," tutur James McCann, Wakil Kepala Ekonom Aberdeen Standard Investments, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Namun setelah rilis data PMI manufaktur dan survei ADP yang mengecewakan, data ketenagakerjaan lainnya menunjukkan katalis positif bagi pasar keuangan di AS.
Data tenaga kerja AS menunjukkan bahwa ekonomi terbesar dunia tersebut membuka lapangan kerja baru bagi 943.000 orang dalam sebulan kemarin, atau jauh lebih baik dari estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang mengekspektasikan angka 845.000.
Di sisi lain, angka pengangguran anjlok menjadi 5,4% atau di bawah estimasi pasar sebanyak 5,7%. Kabar tersebut membuat saham bank melambung. JPMorgan, Bank of America dan Wells Fargo melesat lebih dari 1% di pembukaan.
Sebelumnya, klaim tunjangan pengangguran pekan lalu tercatat sebanyak 385.000, atau sejalan dengan ekspektasi. Wall Street memantau lekat data tenaga kerja hari ini karena ia menjadi acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menentukan kebijakannya ke depan.
(chd/chd)