Newsletter

Tak Ada Kepastian The Fed, Pasar Tengok Lagi Isu Pandemi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 July 2021 06:22
Infografis/Pecahkan Rekor, 47 Ribu Orang per hari Sembuh Dari covid-19/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/Pecahkan Rekor, 47 Ribu Orang per hari Sembuh Dari covid-19

Tidak ada yang baru dari kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), dan inilah yang membuat Wall Street agak malas menunjukkan respons mereka lewat eksekusi jual atau beli aset dalam jumlah besar di bursa saham.

Kabar bagus mengenai "kesaksian The Fed" bahwa ekonomi berjalan membaik sesuai target meski ada penyebaran Covid-19 varian delta, tak cukup membuat pasar bergairah memburu saham siklikal (saham yang diuntungkan dari ekonomi). Sebaliknya, mereka memburu saham teknologi, sehingga Nasdaq menjadi satu-satunya indeks yang menguat kemarin.

Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku pasar di AS memilih bertransaksi dengan menggunakan perspektif bahwa pandemi bakal terus ada dan saham teknologi bakal diuntungkan, terutama di tengah rilis kinerja kuartal II-2021 raksasa teknologi yang menunjukkan hasil prima. Di luar itu, tak ada sentimen positif tambahan dari The Fed.

"Ada pengakuan bahwa tercipta kemajuan menuju sasaran The Fed, tapi masih ada jalan panjang sebelum The Fed bakal turun tangan mengambil tindakan," tutur Anu Gaggar, Perencana Investasi Global Commonwealth Financial Network, sebagaimana dikutip CNBC International.

Keputusan The Fed menjaga suku bunga acuan di level sekarang sudah diprediksi jauh-jauh hari, di man CME Fedwatch menunjukkan bahwa pelaku psar 100% bersepakat memang tak akan ada kenaikan. Yang agak mengecewakan justru karena tidak ada sinyal kapan tapering dimulai, dan ini membuat pasar menebak-nebak, alias berada dalam ketidakpastian.

Sebagaimana diketahui, program pembelian obligasi di pasar sekunder, dengan nilai minimal US$ 120 miliar per bulan, telah dilancarkan oleh bos The Fed Jerome Powell sejak Juni 2020. Tujuannya untuk memasok likuiditas di pasar, karena investor kini memegang dana tunai setelah asetnya diborong The Fed.

Pada Agustus, Powell menyatakan bahwa aksi pasok likuiditas ke pasar itu berpeluang dikurangi, meski kemudian pada Desember bank sentral terkuat di dunia ini menyatakan akan terus menjalankannya sampai efek pandemi hilang dari perekonomian.

Namun di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi, likuiditas tersebut kesulitan mencari tempat aman dan menguntungkan untuk berbiak sehingga bursa AS terus mencetak aksi pecah rekor dan memicu kekhawatiran bubble. Tak sedikit pula dana itu mengalir ke instrumen spekulatif seperti kripto sehingga aksi pasok likuiditas The Fed dinilai tidak lagi terlalu mendesak.

Bagi pelaku pasar emerging market, termasuk Indonesia, keputusan The Fed tak akan memicu gairah bullish pasar hari ini. Sentimen penggerak bakal tertuju kembali pada kabar korporasi dan perkembangan pandemi dalam negeri. Kabar kurang enak datang dari Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jambi yang melaporkan temuan pasien Covid-19 varian delta plus.

Hal itu dipaparkan Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Jambi Nirwan Satria dalam acara Tim Mitigasi IDI kemarin. "Jujur kami kaget bahwa varian Delta Plus itu munculnya di Jambi," kata Nirwan.

Pada 18 Juli lalu, menurut dia, tiba-tiba kasus positif Covid-19 meningkat menjadi 442 kasus dalam sehari atau di atas rata-rata harian Jambi yang di bawah 100. Berdasarkan hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGC), ternyata ditemukan varian Delta Plus di wilayahnya.

Hal ini memicu kekhawatiran bahwa penyebaran Covid-19 bakal terus berlanjut. Pasalnya, setelah penambahan kasus harian sempat turun di bawah 30 ribu pada awal pekan, per Rabu kemarin kasus baru kembali naik hampir 50 ribu orang.

Kementerian Kesehatan mencatat ada 47.791 kasus baru, dengan begitu total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 3,287 juta orang. Kini Indonesia dinyatakan menjadi episentrum Covid-19 di Asia dengan positivity rate sebesar 31,32%. Ini yang akan menjadi perhatian utama pasar.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular