Atas Nama Rupiah, BI 'Diramal' Tahan Bunga Acuan di 3,5%
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan. Stabilitas nilai tukar rupiah akan menjadi pertimbangan utama di MH Thamrin.
Gubernur Perry Warjiyo dan rekan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 Juli 2021 untuk menentukan suku bunga acuan. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan proyeksi BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,5%.
Dari 12 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, semuanya sepakat bulat, aklamasi. Tidak ada dissenting opinion.
Kali terakhir BI menurunkan suku bunga acuan adalah pada Februari 2021. Selepas itu, suku bunga selalu ditahan dengan stabilitas nilai tukar rupiah menjadi alasan utama.
"Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga, serta upaya untuk memperkuat pemulihan ekonomi," sebut Perry dalam konferensi pers usai RDG bulan lalu.
Rupiah memang agak tertekan akhir-akhir ini. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), mata uang Tanah Air melemah 0,85% dalam sebulan terakhir secara point-to-point. Dolar AS kini sudah nyaman di atas Rp 14.500.
Halaman Selanjutnya --> Corona Menggila, Ancam Ekonomi Indonesia
(aji/aji)