Polling CNBC Indonesia

Atas Nama Rupiah, BI 'Diramal' Tahan Bunga Acuan di 3,5%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 July 2021 13:55
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin kepada warga di MTs As-Syafiiyah, Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/6/2021). Vaksinasi massal di zona merah RT 03/ RW 03 Cilangkap akibat klaster halal bi halal itu dilakukan terhadap warga yang telah menjalani tes usap dengan hasil negatif. Vaksinasi diberikan kepada warga yang sebelumnya telah dinyatakan negatif Covid-19 hasil swab PCR. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin kepada warga di MTs As-Syafiiyah, Cilangkap, Jakarta, Kamis (3/6/2021). Vaksinasi massal di zona merah RT 03/ RW 03 Cilangkap akibat klaster halal bi halal itu dilakukan terhadap warga yang telah menjalani tes usap dengan hasil negatif. Vaksinasi diberikan kepada warga yang sebelumnya telah dinyatakan negatif Covid-19 hasil swab PCR. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Faktor domestik dan eksternal sedang tidak bersahabat terhadap rupiah. Dari dalam negeri, investor (dan seluruh rakyat Indonesia) mencemaskan perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Per 20 Juli 2021, total pasien positif corona di Indonesia mencapai 2.950.058 orang. Bertambah 38.325 orang dari hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 43.217 orang per hari. Nyaris dua kali lipat dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 23.350 orang setiap harinya.

corona

Oleh karena itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mulai 3 Juli 2021. Mestinya berakhir 21 Juli, kebijakan ini diperpanjang setidaknya seminggu lagi.

PPKM Darurat mensyaratkan pekerja di sektor non-esensial dan non-kritikal 100% bekerja dari rumah. Kegiatan belajar-mengajar pun kembali dilakukan jarak jauh, setelah sempat dilakukan uji coba tatap muka.

Kemudian restoran dan warung makan tidak boleh melayani pengunjung yang makan-minum di tempat, hanya boleh pesan-bawa pulang (takeaway) atau pesan-antar (delivery). Pusat perbelanjaan alias mal wajib tutup sementara, tetapi toko yang menjual kebutuhan sehari-hari masih boleh buka meski kapasitas dibatasi 50% dan harus tutup pukul 20:00.

Rambu-rambu ini sepertinya sukses mengerem pergerakan warga. Hasilnya, laju penularan virus corona bisa diperlambat.

Namun harga yang harus dibayar sangat mahal. Ekonomi menjadi tidak bergairah, bahkan 'mati suri'.

Akibatnya, investor (terutama asing) agak menjaga jarak dengan pasar keuangan Indonesia. Pada pekan pertama Juli, investor asing membukukan jual bersih Rp 540 miliar di pasar saham Ibu Pertiwi. Momen seperti ini yang membuat rupiah lesu karena kurangnya dukungan arus modal.

"Oleh karena itu, kami memperkirakan Gubernur Warjiyo tetap mempertahankan kebijakan akomodatif. Ini ditempuh untuk menekan dampak dari pembatasan mobilitas," sebut Nicholas Mapa, Ekonom ING, kepada CNBC Indonesia.

Halaman Selanjutnya --> The Fed Segera Ketatkan Kebijakan?

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular