PPKM Darurat Lanjut, Begini 'Ramalan' Pasar Hari Ini

Pada Selasa (20/7) malam Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memperpanjang PPKM Darurat, yang sebelumnya berlaku pada 3-20 Juli, hingga 25 Juli 2021.
"Karena itu, jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka tanggal 26 Juli 2021, pemerintah akan melakukan pembukaan bertahap," kata Jokowi dalam keterangan pers yang ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (20/7).
Perpanjangan PPKM Darurat masih akan menjadi salah satu sentimen utama yang membayangi pasar Tanah Air, seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 akhir-akhir ini.
Adapun hingga kemarin, penambahan kasus baru Covid-19 masih tinggi alias belum berada di bawah target yang dipatok pemerintah ketika memutuskan aturan PPKM Darurat, yakni 10.000 kasus baru/hari.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, Selasa (20/7), tambahan kasus Covid-19 mencapai 38.325 kasus. Sehingga secara total, ada 2,95 juta kasus positif Covid-19 di Tanah Air.
Berdasarkan tambahan tersebut pula, kasus aktif di Indonesia saat ini bertambah 7.254 atau secara total kasus aktif di Indonesia mencapai 550.192 orang.
Selanjutnya, kasus sembuh juga terpantau terus bertambah, yakni dalam sehari ada 29.791 orang yang sembuh dari Covid-19. Secara total, kesembuhan di Indonesia mencapai 2,323 juta orang.
Tambahan kasus sembuh memang menjadi kabar baik yang sayangnya masih diikuti oleh kasus kematian. Setidaknya ada tambahan 1.280 kasus kematian dalam sehari. Dengan begitu, menjadikan total kematian di Indonesia mencapai 76.200 orang.
Dari luar negeri, investor bakal mengamati posisi neraca dagang Negeri Matahari Terbit Jepang pada bulan Juni yang akan dirilis pada pukul 06.50 WIB. Sebelumnya, defisit neraca dagang Jepang menurun tajam menjadi ¥ 187,1 miliar pada Mei 2021 dari ¥ 856,7 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Selanjutnya, pada pukul 08.30 WIB, dari Negeri Kanguru Australia akan ada rilis data penjualan ritel pada bulan Juni. Penjualan ritel di Australia naik 0,4 persen secara bulanan pada Mei 2021, setelah pertumbuhan 1,1 persen sebulan sebelumnya.
Menurut amatan Tradingeconomics, itu adalah kenaikan dalam tiga bulan berturut-turut tetapi dengan laju paling lambat, di tengah pembatasan COVID-19 di Victoria selama minggu terakhir bulan Mei.
Selain itu, perhatikan juga sentimen keempat dari rilis data minyak Energy Information Administration (EIA) yang akan dirilis di AS pada pukul 21.30 WIB. Dalam rilis sebelumnya, stok bensin meningkat 1 juta barel, sementara stok minyak mentah turun 7.9 miliar. Ini mengindikasikan bahwa aktivitas kilang semakin meningkat.
Jika terindikasi stok minyak mentah dan BBM menumpuk, ada potensi koreksi lanjutan di saham energi karena mengindikasikan aktivitas transportasi belum pulih. Harap dicatat, 89% penyerapan minyak di negara berekonomi terbesar dunia ini terjadi di sektor transportasi.
(adf/adf)