Newsletter

Covid RI Cetak Rekor (Lagi)! Ekonomi Samar-Kesehatan Ambyar

Putra, CNBC Indonesia
15 July 2021 05:57
Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell  (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup mayoritas menguat terbatas pada perdagangan dini hari tadi, setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terindikasi tak akan buru-buru menanggalkan kebijakan moneter longgar.

Data perdagangan mencatat, indeks acuan Dow Jones naik 0,13% ke level 34.933, indeks acuan S&P 500 juga terapresiasi 0,12% ke level 4.374, meskipun demikian indeks acuan Nasdaq dengan komponen saham teknologi terpaksa terkoreksi 0,22% ke level 14.644.

"Pasar sudah terbiasa dengan ungkapan 'suku bunga rendah lebih lama' dan komentar [Jerome] Powell hari ini tidak serta-merta mengubahnya," tutur Diane Swonk, Kepala Ekonom Grant Thornton, kepada CNBC International.

Bos The Fed Jerome Powell baru saja memberikan pidato di depan Komite Layanan Keuangan dan harus meyakinkan anggota Kongres bahwa kebijakan uang longgar yang dijalankan masih layak dipertahankan meski inflasi kemarin menyentuh level tertinggi sejak Agustus 2008.

Mr. Jay Powell meredakan ketakutan yang sempat terjadi di pasar karena angka inflasi AS bulan Juni yang meroket melebihi ekspektasi. Bos bank sentral AS tersebut menyebutkan bahwa bank sentral bisa menunggu sebelum mulai melonggarkan pembelian obligasinya, meski kenaikan angka inflasi, yang menurut Powell bakal moderat akhir tahun ini.

"Angka inflasi memang lebih tinggi dari yang diharapkan, akan tetapi ini kenaikan ini masih konsisten dengan apa yang sudah dibahas sebelum-sebelumnya. Ini hanyalah badai permintaan yang tinggi dan lemahnya penawaran, hal ini akan terlewati dalam waktu dekat." Ujar Powell pada pertemuan sang Gubernur The Fed dengan House Financial Services Comitee.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan di pasar-langsung melemah, dan terus menurun setelah rilis indeks harga produsen per Juni menguat melampaui angka inflasi.

Sebanyak 23 emiten yang menjadi konstituen indeks S&P 500 akan merilis kinerja keuangannya pekan ini. FactSet memperkirakan laba bersih mereka akan tumbuh 64% secara tahunan. Sementara itu, UBS menaikkan target indeks S&P 500 akhir tahun nanti menjadi 4.500.

Di ranah politik, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan dirinya tak berencana untuk mengaktifkan kembali diskusi reguler dengan China dan memilih untuk melanjutkan kebijakan suspensi yang diberlakukan oleh presiden sebelumnya, Donald Trump.

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular