Newsletter

Indonesia Juara Dunia Kasus Corona, Nasib IHSG Gimana?

Putra, CNBC Indonesia
12 July 2021 06:10
Aksi Sosial Polmas Bogor Jemput Jenazah Covid-19 yang Isolasi di Rumah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Untuk pekan ini, investor masih akan memperhatikan berberapa sentimen baik dari dalam dan luar negeri.

Dari dalam negeri tentunya tak lain dan tak bukan masih mengenai rilis pertambahan kasus Covid-19 harian RI yang pekan lalu terus menerus mencetak rekor bahkan hingga menduduki ranking pertama pertambahan kasus Covid-19 global.

Per Minggu (11/7/2021) pukul 12.00 WIB, kasus harian bertambah 36.197. Dengan demikian, kasus Covid-19 di Indonesia menembus 2,5 juta atau tepatnya 2.527.203. Angka ini lagi-lagi menjadikan Indonesia memimpin kenaikan kasus Covid-19 global di posisi wahid mengalahkan India di tempat kedua dengan catatan kenaikan 35.276 kasus per hari. 

Selanjutnya di hari Kamis akan dirilis data neraca dagang bulan Juni dimana diprediksikan akan ada kenaikan surplus neraca dagang dari posisi bulan lalu di angka US$ 2,3 miliar menjadi US$ 4,7 miliar.

Tidak lupa di akhir pekan, Jumat akan ada rilis data penjualan ritel di bulan Mei yang menunjukkan perbaikan dari bulan April dimana penjualan ritel terangkat 23% dibanding bulan lalu di angka 15,6%.

Di pasar modal acuan global Wall Street, pekan depan akan menjadi pekan yang sibuk karena perusahaan-perusahaan raksasa akan merilis laporan keuangan kuartal keduanya.

Perusahaan-perusahaan raksasa yang siap merilis laporang keuanganya pekan depan termasuk, PepsiCo, JP Morgan, Goldman Sachs, Wells Fargo, Bank od America, Citi, hingga maskapai penerbangan Delta Airlines.

Dari rilis data makro, Paman Sam akan menanti rilis data inflasi bulan Juni yang tentunya ditunggu oleh para pelaku pasar di seantero dunia karena rilis data ini biasanya akan menjadi acuan The Fed untuk mengurangi quantitative easing dan menaikkan suku bunga apabila ekonomi terlalu overheat. Analis memprediksi inflasi AS masih akan berada tak jauh berbeda dari posisi bulan May 5% yakni 4,9%.

Rilis data global lain termasuk inflasi bulan Juni Britania Raya, keputusan suku bunga bank sentral Jepang, angka penjualan ritel bulan Mei di AS.

 

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular