Newsletter

Indonesia Juara Dunia Kasus Corona, Nasib IHSG Gimana?

Putra, CNBC Indonesia
12 July 2021 06:10
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) berhasil menguat pada perdagangan pekan ini setelah terselamatkan di hari terakhir perdagangan pekan lalu. Di mana tiga indeks acuan Paman Sam melesat hingga 1%.

Pada Sabtu (10/7/2021) dini hari waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) finis di 34.870,16 atau naik 1,3% dari posisi penutupan hari sebelumnya. Sementara S&P 500 ditutup di 4.369,55 (1,13%) dan Nasdaq Composite di 14.701,92 (0,98%).

Kenaikan ini menyelamatkan muka bursa Wall Street setelah sempat ambrol di tengah pekan. Sepanjang pekan lalu, DJIA membukukan kenaikan 0,24% secara point-to-point. Sedangkan S&P 500 dan Nasdaq bertambah masing-masing 0,4% dan 0,43%.

Wall Street sempat tertekan karena aksi jual massal (sell-off) karena pelaku pasar cemas akan pandemi virus corona yang kembali mengganas di berbagai negara sehingga membuat prospek perekonomian dunia menjadi penuh tanda tanya.

Namun hari ini, harga aset yang sudah murah gara-gara sell-off kemarin membuat investor kembali bernafsu dan melakukan aksi borong.

"Dalam hal penyebaran virus corona, AS agak berbeda dibandingkan negara-negara lain, relatif lebih terlindungi. Sampai kapan seperti ini, tidak ada yang tahu. Sampai narasinya berubah, AS adalah pasar dengan likuiditas melimpah dan suku bunga rendah," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management yang berbasis di Oklahoma, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, investor di Wall Street bergairah menyambut musim laporan keuangan (earnings season) yang akan segera tiba. Konsensus yang dihimpun Refinitiv memperkirakan laba bersih emiten di S&P 500 akan tumbuh rata-rata 65,8% pada kuartal II-2021 dibandingkan periode yang sama kuartal sebelumnya (year-on-year/yoy). Naik dibandingkan pertumbuhan kuartal I-2021 yang sebesar 54% yoy.

Ini karena faktor basis yang rendah (low base effect), kuartal II-2020 adalah periode kelam bagi AS dan Wall Street. Setahun lalu, pandemi virus corona sedang ganas-ganasnya yang membuat pemerintah AS terpaksa menerapkan karantina wilayah (lockdown). Ekonomi AS tumbuh negatif (kontraksi), demikian pula pendapatan dan laba emiten di Wall Street.

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular