
PPKM Darurat Resmi 3-20 Juli, Bagaimana IHSG Hari Ini?

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham New York (Wall Street) kembali berakhir positif pada perdagangan Kamis (1/7/2021) waktu setempat, di tengah optimisme pemodal memasuki perdagangan semester kedua tahun ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,38% ke level 34.633,53, S&P 500 bertambah 0,52% ke level 4.319,94, dan Nasdaq Composite naik 0,13% ke posisi 14.522,38.
Saham energi menjadi pendorong penguatan Wall Street karena harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berhasil naik ke atas US$ 75 per barel. Saham Chevron melesat 1,4%, menjadikan saham tersebut salah satu yang berkinerja terbaik di Dow Jones.
Perusahaan alat-alat olahraga Nike menjadi runner up, dengan melonjak lebih dari 2%. Namun, saham Walgreen Boots Alliance turun lebih dari 7%, meskipun perseroan merilis laporan keuangannya lebih baik dari perkiraan.
Serangkaian berita ekonomi yang kuat berlanjut pada Kamis kemarin, di mana data klaim pengangguran mingguan yang berakhir 26 Juni mencapai 364.000, menjadi yang terendah di era pandemi.
Selain itu, indeks manajer pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) manufaktur Institute for Supply Management (ISM) pada Juni mengalami penurunan sedikit, namun masih ekspansif, yakni di angka 60,6, lebih rendah sedikit dari ekspektasi pasar yang memperkirakan di angka 61.
Indeks Russell 2000 melesat lebih dari 17% dalam 6 bulan pertama tahun ini, di tengah rotasi dari saham berbasis pertumbuhan menuju saham berbasis nilai, yang bakal diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi.
Paulsen menilai dua faktor yang akan menjadi penentu arah Wall Street pada paruh terakhir tahun ini adalah inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
"Jika kekhawatiran inflasi mereda lebih lanjut dan imbal hasil obligasi masih rendah untuk jangka panjang, saham teknologi dan yang berbasis pertumbuhan akan terus memimpin pasar menguat." Kata Paulsen dikutip dari CNBC International.
Sebaliknya, lanjut dia, jika pertumbuhan ekonomi yang kuat memicu kekhawatiran infasi melonjak lebih jauh dan imbal hasil obligasi kembali meroket, koreksi bakal menimpa pasar dan saham siklikal yang berbasis nilai dan saham berkapitalisasi pasar kecil akan menjadi panglima.
Data Refinitiv sejak tahun 1950 menunjukkan bahwa indeks Dow Jones dan S&P 500 senantiasa mengakhiri pergerakan di teritori positif jika semester pertama sudah bergerak hijau dengan reli digit ganda. LPL Financial juga mencatat fenomena serupa, yakni jika S&P 500 naik lebih dari 12,5% di semester 1, maka ia akan kembali menguat dengan median 9,7%.
Pemodal pada hari ini akan memantau rilis data tingkat pengangguran dan data penggajian non pertanian (non-farming payroll) oleh Departemen Tenaga Kerja AS. Pasar memperkirakan ada 683.000 lapangan kerja dibuka pada Juni tahun ini.
(chd/chd)