Polling CNBC Indonesia

Juni 'Diramal' Deflasi, Tanda Daya Beli Rakyat Jeblok?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 June 2021 06:50
Beras Pasar Induk
Ilustasi Beras (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Deflasi menunjukkan tidak terjadi tekanan harga. Dunia usaha menurunkan harga karena pasokan yang melimpah atau penurunan permintaan.

Sepertinya yang terakhir disebut jadi penyebab deflasi. Momentum Ramadan-Idul Fitri adalah puncak konsumsi rumah tangga, dan itu jatuh pada Mei 2021.

Perlambatan laju inflasi mtm sudah bisa terjadi selepas Ramadan-Idul Fitri. Bahkan beberapa kali terjadi deflasi, seperti yang terjadi pada 2016 dan 2013.

Oleh karena itu, deflasi kali ini rasanya tidak (atau belum?) mencerminkan penurunan daya beli. Sebab, laju inflasi inti malah terakselerasi.

Pada Mei 2021, laju inflasi inti ada d 1,37% yoy. Jika sebulan kemudian diperkirakan 1,45% , maka terjadi percepatan.

Inflasi inti adalah cerminan daya beli. Kelompk ini berisi harga barang dan jasa yang persisten, susah naik-turun. Jika harga yang 'bandel' saja naik, maka itu adalah kuatnya daya beli masyarakat.

Kondisi ini disebabkan oleh pelonggaran aktivitas masyarakat karena pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang melambat. Dalam kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Aktivitas Masyarakat (PPKM) Mikro, restoran dan pusat perbelanjaan diperkenankan untuk buka hingga pukul 21:00. Restoran juga sudah boleh menerima pengunjung yang makan-minum di tempat, meski belum dalam kapasitas penuh.

Halaman Selanjutnya --> PPKM Darurat, Daya Beli Sekarat!

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular