Isunya PPKM Darurat 2 Juli, Bagaimana Pasar Hari Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada perdagangan Selasa (29/5/2021). 'Kegalauan' muncul di tengah isu pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang akan diperketat oleh pemerintah.
IHSG pada perdagangan Selasa kemarin ditutup menguat 0,16% ke level 5.949,05. IHSG sempat bergerak hampir menyentuh level psikologis 6.000 pada perdagangan sesi I kemarin meski saat pembukaan sesi kedua, IHSG dibuka melemah 0,13%.
Data perdagangan mencatat sebanyak 178 saham menguat, 333 saham melemah dan 137 lainnya stagnan. Nilai transaksi pada perdagangan kemarin kembali naik tipis menjadi Rp 11,7 triliun. Investor asing tercatat kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 126 miliar.
Dari bursa Asia, mayoritas mengalami pelemahan, di mana indeks Straits Times Singapura menjadi yang terparah dalam pelemahan bursa Asia kemarin.
Sementara untuk pasar saham Malaysia, Filipina, Thailand, Taiwan, dan termasuk pasar saham Indonesia (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada perdagangan kemarin, di mana indeks saham Thailand menguat paling besar kemarin.
Berikut pergerakan IHSG dan bursa Asia pada perdagangan Senin (28/6/2021).
Sedangkan untuk mata uang Garuda, yakni rupiah pada perdagangan kemarin kembali tak kuat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga nyaris menyentuh Rp 14.500/US$ di pasar spot. Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.440/US$.
Setelahnya rupiah melemah hingga 0,35% ke Rp 14.490/US$. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 28 April lalu.
Di penutupan perdagangan, rupiah berada di level Rp 14.480/US$, rupiah melemah 0,28%. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah berada di Rp 14.496/US$, melemah 0,17%.
Tidak hanya rupiah, nyaris semua mata uang utama Asia melemah melawan dolar AS pada perdagangan kemarin. Hanya yen Jepang dan peso Filipina yang menguat pada perdagangan kemarin.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia pada Senin (28/6/2021).
Sementara itu, pergerakan harga SBN pada perdagangan kemarin terpantau beragam yang menandai bahwa sikap investor cenderung beragam. SBN bertenor 1 tahun, 3 tahun, 15 tahun, dan 30 tahun ramai dikoleksi oleh investor, di tandai dengan kenaikan harga dan penurunan imbal hasilnya (yield).
Sedangkan sisanya cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan pelemahan harga dan kenaikan yield. Sementara untuk SBN berjatuh tempo 25 tahun cenderung stagnan di level 7,305% pada hari ini.
Sebagai acuan obligasi pemerintah, yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 kembali naik sebesar 1,9 basis poin (bp) ke level 6,61%. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga kenaikan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya.
Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Kabar akan diberlakukannya PPKM darurat semakin menguat, apalagi dalam 3 hari terakhir jumlah kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) bertambah lebih dari 20.000 orang per hari.
PPKM darurat kabarnya akan dilakukan mulai 2 Juli mendatang, dimana mal hanya diizinkan beroperasi hingga pukul 17:00 WIB, dibandingkan saat ini hingga pukul 20.00 WIB.
Selain itu, restoran dilarang makan di tempat (dine in), hanya boleh take away dan bisa buka hingga pukul 20.00 WIB. Selain itu, kabarnya akan diterapkan jam malam.
"Iya," ujar sumber di internal pemerintah saat dikonfirmasi soal penetapan PPKM Darurat yang bakal ditempuh pemerintah.
"2 Juli kemungkinan akan ditetapkan PPKM Mikro Darurat atau level I," terang sumber tersebut.
Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham New York (Wall Street) kembali ditutup menghijau pada perdagangan Selasa (29/6/2021) waktu setempat. Ini terjadi di tengah data ekonomi yang positif dan volatilitas Wall Street yang cukup rendah beberapa hari belakangan
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik tipis 0,03% ke level 34.292,29. S&P 500 menguat tipis 0,03% ke level 4.291,80, mencatat rekor tertinggi barunya, sementara Nasdaq Composite bertambah 0,19% ke posisi 14.528,33.
Saham pembangun rumah bergerak lebih tinggi setelah S&P Case-Shiller mengatakan harga rumah naik lebih dari 14% pada April lalu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Lima kota di AS, termasuk Seattle, mengalami peningkatan tahunan terbesar. Saham PulteGroup juga melesat 2%.
Saham semikonduktor kembali menguat di sesi penutupan, dengan saham Skyworks dan Advanced Micro Devices masing-masing naik 4,5% dan 2,8%. General Electric mendorong sektor industri, naik lebih dari 1%, setelah Goldman Sachs menyebut saham itu sebagai ide utama.
Namun, volatilitas yang menurun dapat menyebabkan reli pasar berhenti sejenak selama musim panas dan jelang musim rilis laba perusahaan pada kuartal kedua di Juli mendatang.
"Saya pikir investor saat ini sedang bersikap wait and see, jadi tidak mengherankan melihat penurunan volatilitas dan luasnya sedikit memburuk," kata Bill McMahon, chief investment officer di Charles Schwab Investment Management, dikutip dari CNBC International.
McMahon juga menambahkan bahwa kekhawatiran tentang virus corona (Covid-19) varian Delta yang lebih cepat menular juga dapat membebani pergerakan saham.
Saham Morgan Stanley melompat 3% di pembukaan setelah bank tersebut mengatakan akan menaikkan pembayaran dividend dua kali lipat dan mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) sahamnya dari pasar senilai US$ 12 miliar.
Pengumuman tersebut dikeluarkan setelah bank sentral AS pekan lalu mengumumkan hasil uji tekanan (stress tests) yang hasilnya 23 bank besar AS dalam skenario pemburukan ekonomi. Wells Fargo juga mengumumkan rencana serupa dan rencana buyback senilai US$18 miliar.
Data indeks keyakinan konsumen (IKK) Conference Board (CB) periode Juni tercatat tumbuh lebih tinggi dari yang diharapkan, menambah pembacaan bullish tentang pemulihan ekonomi.
IKK CB periode Juni tumbuh ke angka 127,3, dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 120. Angka ini tentunya lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang memperkirakan di angka 119.
Dengan pasar saham yang memasuki hari perdagangan terakhir Juni dan kuartal kedua, S&P 500 mencatatkan kenaikan selama lima bulan berturut-turut.
Sementara Nasdaq cenderung naik-turun dalam delapan bulan terakhir. Dow Jones berada di zona merah pada Juni tahun ini, menghentikan reli selama empat bulan beruntun.
Sepanjang tahun 2021, S&P 500 telah melesat 15%, Nasdaq melonjak lebih dari 14%, dan Dow Jones lebih dari 13%.
Perdagangan hari ini merupakan perdagangan terakhir di bulan Juni sekaligus di kuartal kedua. Untuk itu, pelaku pasar perlu mencermati sentimen, di mana yang pertama tentunya dari penutupan bursa saham Wall Street yang masih ditutup menguat, namun penguatannya mulai berkurang.
Secara tahun berjalan (year-to-date/YTD), Wall Street masih cukup positif, di mana Dow Jones masih melesat hingga 13% lebih, S&P 500 melonjak hingga 15% lebih, dan Nasdaq tumbuh 14% lebih.
Kemarin, indeks keyakinan konsumen (IKK) Conference Board (CB) AS periode Juni tercatat tumbuh dan lebih tinggi dari ekspektasi pasar, yakni tumbuh ke angka 127,3 dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 120. Ekspektasi pasar terhadap IKK CB berada di angka 119.
Pada hari ini, pelaku pasar perlu mencermati rilis data perubahan laporan tenaga kerja non-pertanian AS versi ADP. Laporan versi ADP ini biasanya dirilis dua hari menjelang perilisan laporan tenaga kerja non-pertanian dari pemerintah. Adapun versi pemerintah AS akan dirilis pada Jumat (2/7/2021) akhir pekan ini.
Selain itu pada hari ini, beberapa data ekonomi lainnya juga akan dirilis, di mana salah satunya yakni pembacaan final data pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal pertama tahun 2021.
Konsensus Reuters memprediksi produk domestik bruto (PDB) Inggris pada kuartal I-2021 masih akan tumbuh negatif, di mana secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ), PDB Inggris kuartal I-2021 diprediksi kembali berkontraksi menjadi -1,5%.
Sementara secara tahunan (year-on-year/YoY), PDB Inggris diprediksi akan tumbuh negatif menjadi -6,1% pada kuartal pertama tahun 2021, dari sebelumnya pada kuartal pertama tahun 2020 di level -7,3%.
Dari China, hari ini akan dirilis data aktivitas manufaktur dan non manufaktur yang tergambarkan pada indeks manajer pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) versi NBS periode Juni 2021.
Trading Economics dan Reuters memperkirakan PMI Manufaktur China pada Juni 2021 sedikit turun menjadi 50,9, dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 51. Sedangkan PMI non-manufaktur China pada Juni tahun ini juga sedikit turun menjadi 55, dari sebelumnya pada Mei lalu di angka 55,2.
Adapun data ekonomi lainnya yang akan dirilis pada hari ini yakni data penjualan ritel Korea Selatan periode Mei 2021, indeks keyakinan konsumen (IKK) Jepang periode Juni 2021, dan pembacaan awal inflasi Zona Euro periode Juni 2021.
Dari dalam negeri, isu dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat berhembus pada Selasa kemarin, di mana kabarnya penerapan PPKM darurat tersebut rencananya akan dilakukan pada Jumat (2/7/2021) mendatang.
"Ada usulan pengetatan yakni Pengetatan PPKM Mikro Darurat. Direncanakan 2 Juli sampai 20 Juli 2021," terang sumber CNBC Indonesia yang mengetahui rencana kebijakan tersebut, Selasa (29/6/2021).
Pemerintah di bawah KPCPEN atau Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional membagi tahapan atau level PPKM Mikro.
Yakni PPKM Mikro darurat dengan atau level I di mana rata-rata kasus harian 20.000/hari dan Bed Ocupancy Rate (BOR) di atas 70%.
Kemudian yang kedua PPKM Mikro Ketat dengan kasus 10.000-20.000 per hari dan BOR 50-70%, Sementara PPKM Mikro Sedang di level III dengan kasus 5000-20.000 kasus/hari dengan BOR 30-50%.
Kemudian level IV yakni PPKM Mikro terbatas dengan kasus kurang dari 5.000/hari dan BOR di bawah 30%.
"2 Juli kemungkinan akan ditetapkan PPKM Mikro Darurat atau level I," terang sumber tersebut.
Usulan Perubahan PPKM Mikro Darurat 2 - 20 Juli 2021
Kegiatan Perkantoran nantinya yang di zona merah dan oranye wajib 75% WFH dan 25% WFO sementara selain zona merah dan oranye WFH 50% dan WFO 50%.
Sementara kegiatan belajar mengajar di zona merah dan oranye wajib daring. Sedangkan zona hijau masih menanti pengaturan Kemendikbud ristek.
Nantinya restoran, warung makan sejenisnya, dibatasi hingga pukul 17.00 WIB dan masih boleh makan di tempat 25% kapasitas.
Restoran yang melayani pesan antar saja diizinkan beroperasi 24 jam. Adapun di mal operasional hanya sampai pukul 17.00 WIB dan kapasitas 25%.
Ibadah juga ditiadakan di Masjid, Musholla dan Gereja serta lainnya di zona merah dan oranye. Zona hijau menanti aturan dari Kemenag.
Zona merah dan oranye juga harus menutup area publik, fasum, tempat wisata.
Hingga Selasa (29/6/2021) pukul 12:00 WIB, Kementerian Kesehatan mencatat kasus Covid-19 nasional bertambah 20.467 menjadi 28.304.774 kasus. Dengan begitu total kasus yang tercatat sepanjang pandemi berlangsung mencapai 2,156 juta kasus.
Sementara untuk kasus kematian bertambah 463 menjadi 58.024 kasus dan pasien yang sembuh juga bertambah signifikan sebesar 9.945 menjadi 1.869.906 kasus.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- Rilis data penjualan ritel Korea Selatan periode Mei 2021 (06:00 WIB),
- Rilis data PMI Manufaktur dan Non-manufaktur China versi NBS periode Juni 2021 (08:00 WIB),
- Rilis data indeks keyakinan konsumen (IKK) Jepang periode Juni 2021 (12:00 WIB),
- Rilis data pertumbuhan ekonomi final Inggris kuartal I-2021 (13:00 WIB),
- Rilis data awal tingkat inflasi Zona Euro periode Juni 2021 (16:00 WIB),
- Rilis data perubahan tenaga kerja ADP periode Juni 2021 (19:15 WIB).
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Indikator | Tingkat |
Pertumbuhan Ekonomi (Q1-2021 YoY) | -0,74% |
Inflasi (Mei 2021, YoY) | 1,68% |
BI-7 Day Reverse Repo Rate (April 2021) | 3,5% |
Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2021) | -5,17% PDB |
Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q1-2021) | -0,4% PDB |
Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (Q1-2020) | US$ 4,1 miliar |
Cadangan Devisa (Mei 2021) | US$ 136,39 miliar |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd) Next Article Hari Penentuan Tiba: AS Akan Buat Dunia Menangis atau Ketawa?
