
'Setan' Taper Tantrum Pergi, 'Hantu' Corona yang Makin Ngeri!

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang positif. Hijaunya Wall Street diharapkan memberi semangat bagi investor di pasar keuangan Asia, tidak terkecuali Indonesia.
Sentimen kedua adalah nilai tukar dolar AS, yang kemungkinan kembali melemah. Pada pukul 02:48 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,22%.
Ya, reli penguatan dolar AS yang terjadi dalam sebulan terakhir mulai melambat. Dollar Index masih membukukan penguatan nyaris 2% secara pont-to-point dalam sebulan ke belakang. Mungkin investor menilai sudah saatnya untuk mencairkan cuan.
Selain itu, pernyataan Powell di House menjadi pemberat langkah mata uang Negeri Adikuasa. Peluang tapering yang mereda membuat dolar AS kurang 'seksi'.
"Kami masih belum mengubah proyeksi bahwa dolar AS akan menjalani tren pelemahan. The Fed belum mengirim sinyal hawkish lagi, Ketua Powell kembali mengubur kemungkinan tapering. The Fed sepertinya masih akan tertinggal di antara negara-negara maju dalam hal mengurangi kebijakan akomodatif," sebut riset Well Fargo.
Oleh karena itu, ada ruang bagi rupiah untuk kembali menguat. Apalagi dalam sebulan terakhir mata uang Ibu Pertiwi masih melemah 0,35% secara point-to-point di hadapan dolar AS. Ruang untuk technical rebound masih terbuka.
Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
(aji/aji)
