
Corona Tembus 2 Juta, Yuk #dirumahaja...

Sentimen ketiga, kali ini dari dalam negeri, adalah perkembangan pandemi virus corona. Ini bisa menjadi sentimen negatif di pasar dan tentu menjadi kekhawatiran seluruh rakyat Indonesia.
Per 21 Juni 2021, jumlah pasien positif corona sudah menembus dua juta orang, tepatnya 2.004.445 orang. Bertambah 14.536 orang (0,73%) dibandingkan sehari sebelumnya, kenaikan harian tertinggi sejak virus corona mulai mewabah di Indonesia.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 10.101 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yakni 5.850 orang setiap harinya.
Laju pertumbuhan kasus pun semakin cepat. Selama dua pekan terakhir, rata-rata penambahan pasien baru adalah 0,52% per hari. Jauh lebih cepat ketimbang rerata dua minggu sebelumnya yaitu 0,32% saban harinya.
Perkembangan ini memaksa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengetatkan aktivitas dan mobilitas masyarakat. Di zona merah, perkantoran diharapkan menerapkan kerja dari rumah (work from home) hingga 75% dan zona lainnya minimal 50%.
Kemudian warung makan, restoran, kafe, hingga pusat perbelanjaan alias mal kini wajib tutup pukul 20:00. Jumlah pengunjung lebih dibatasi yaitu 25% dari kapasitas.
Sementara rumah ibadah di zona merah ditutup sementara. Demikian pula dengan fasilitas publik seperti taman, tempat wisata, dan sebagainya. Sedangkan di zona kuning dan hijau, boleh dibuka dengan kapasitas maksimal 25%.
Di zona merah, warga dilarang untuk berkumpul lebih dari tiga orang. Warga juga tidak boleh keluar-masuk wilayah RT zona merah setelah pukul 20:00.
![]() |
Di satu sisi, kebijakan ini diharapkan mampu mengerem pergerakan warga agar tetap #dirumahaja sehingga menekan penyebaran virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Namun di sisi lain, dampaknya adalah 'roda' ekonomi akan berputar lebih lambat.
"Munculnya (virus corona) varian baru jadi tantangan kita bagi semua. Di beberapa daerah, pusat kenaikan bergeser ke Jawa dan memberikan konsekuensi karena kontribusi ke perekonomian cukup besar besar. Ini akan mempengaruhi outlook perekonomian kita.
"Ini akan mempengaruhi kuartal II karena sampai Juni. Jadi Covid-19 harus dikendalikan. Kalau tidak, maka kita tidak akan bisa menormalisasi apapun, pendidikan kegiatan keagamaan, dan lain-lain," papar Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan.
Untuk kuartal II-2021, Kementerian Keuangan punya proyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 7,1-8,3%. "Seiring Covid-19, proyeksi itu lebih ke rentang batas bawah atau lebih rendah," tambah Sri Mulyani.
Gerak ekonomi Indonesia yang sepertinya bakalmelambat tentu akan menjadi perhatian pelaku pasar. Dibayangi oleh masa depan ekonomi yang samar-samar, IHSG, rupiah, dan obligasi pemerintah masih berisiko untuk tertekan.
Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini
(aji/aji)