
Dear Investor Saham & Kripto, Sebelum Trading Simak Kabar Ini

Setelah tiga hari secara beruntun tak bergairah, Wall Street akhirnya menunjukkan epic comeback. Tiga indeks acuan saham bursa New York kompak ditutup menguat dini hari tadi.
Saham-saham teknologi AS yang sempat terkena tekanan jual pun mulai bangkit membuat indeks Nasdaq Composite naik 1,8%. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga menguat 0,96%. Sementara indeks saham yang lebih luas yaitu S&P 500 melesat 1,24%.
Data pengangguran AS yang 'ok' mampu menjadi booster untuk aset-aset berisiko seperti ekuitas. Data klaim tunjangan pengangguran di AS mencapai angka 444.000, atau jauh lebih baik dari polling Dow Jones yang semula memperkirakan angka 452.000 setelah sepekan sebelumnya mencapai 473.000.
Angka pengangguran yang terus turun menjadi indikator positif bahwa perekonomian terbesar di dunia semakin membaik seiring dengan masifnya vaksinasi dan pembukaan ekonomi secara gradual.
Namun pelaku pasar juga masih mencerna risalah rapat komite pengambil kebijakan The Fed yang mulai mensinyalkan perlunya tapering jika kondisi perekonomian semakin membaik.
Meskipun begitu, bos The Fed Jerome Powell masih memperingatkan bahwa perekonomian belum pulih benar kembali ke level sebelum pandemi. Pemulihan pun masih belum terjadi secara merata.
Ini menjadi tantangan utama bank sentral Negeri Adidaya untuk merubah stance kebijakan moneternya dari dovish menjadi hawkish. Apabila mengacu pada laporan kebijakan moneter The Fed, kebanyakan anggota komite pengambil kebijakan cenderung berpikir untuk menaikkan suku bunga acuan tahun 2023 mendatang.
Hanya saja perlu diingat bahwa ini bukan masalah waktu kapan suku bunga harus dinaikkan, tetapi lebih ke perkembangan perekonomian. Dual mandate yang dibebankan kepada The Fed mengharuskan bank sentral untuk bisa menjaga stabilitas harga dan mewujudkan kondisi maximum employment.
Inilah tantangan yang dihadapi The Fed saat ini. Pasalnya inflasi di AS sudah menunjukkan adanya kenaikan sementara tingkat pengangguran walau sudah menurun tetapi belum kembali ke level pra-pandemi.
Bulan lalu inflasi tercatat naik 4,2% secara tahunan. Ini menjadi kenaikan tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir.
(twg/sef)