Newsletter

Banyak Doa ya, Semoga Ada Aksi Heroik IHSG & Rupiah Lagi!

Tirta, CNBC Indonesia
19 May 2021 05:57
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Kini saatnya menyeberang ke belahan bumi bagian barat. Dini hari tadi tiga indeks saham acuan Wall Street kompak melemah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambles 0,78%. Indeks yang lebih luas yakni S&P 500 turun 0,85% dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,56%. 

Sebenarnya Nasdaq yang konstituennya adalah saham-saham teknologi sempat menguat pada perdagangan intraday sebelum akhirnya ambles. Data penjualan rumah yang buruk turut memperberat kinerja harga saham di bursa New York. 

Menurut data Departemen Perdagangan, penjualan rumah di AS anjlok 9,5% (secara tahunan) menjadi 1,569 juta unit pada April. Angka itu jauh di bawah ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang mengestimasikan angka 1,7 juta unit.

"Meski pasar mengantisipasi perubahan data terkait pembukaan kembali ekonomi, besar kejutan itu sudah melebihi perkiraan, sehingga mendorong volatilitas bursa dan menekan indeks saham menjauhi level tertingginya," tulis Kepala Investasi Morgan Stanley Wealth Management Lisa Shalett sebagaimana dikutip CNBC International.

Kenaikan inflasi yang melampaui proyeksi bank sentral (Federal Reserve/The Fed) memicu kekhawatiran bahwa kebijakan moneter akan diperketat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Pelaku pasar bakal mencari celah peluang perubahan kebijakan The Fed dari nota rapat terakhir yang akan dirilis pada Rabu nanti.

Inflasi sudah tampak mengalami kenaikan. Di AS saja, untuk pertama kalinya inflasi berada di level tertinggi sejak krisis keuangan global 2008.

Inflasi layaknya suhu tubuh manusia. Harus dijaga stabil di kisaran optimal. Inflasi yang terlalu tinggi (inflasi) maupun terlalu rendah (deflasi) buruk bagi perekonomian. Seperti halnya ketika kepanasan ataupun menggigil kedinginan.

Inflasi adalah fenomena ekonomi yang dijumpai sehari-hari yang berarti penurunan nilai dari suatu mata uang. Inflasi juga menggerus imbal hasil dari investasi di suatu aset.

Kelas aset yang berisiko cenderung tak diuntungkan ketika inflasi meningkat tajam yang memicu bank sentral untuk ambil langkah pengetatan melalui pengaturan likuiditas dan suku bunga.

(twg/sef/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular