
IHSG-Rupiah Kayaknya Mau Berjaya, Jangan Ketinggalan Kereta!

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang positif. Semoga hijjaunya Wall Street bisa menjadi pemicu gairah di pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.
Sentimen kedua, kemungkinan suku bunga tetap rendah membuat yield obligasi pemerintah AS bergerak turun. Pada pukul 02:05 WIB, imbal hasil US Treasury Bonds tenor 10 tahun turun 2,1 bps ke 1,61%. Sejak mencapai lebih dari 1,7% pada akhir Maret 2021, yield instrumen ini menjalani tren penurunan.
Penurunan yield kemudian membuat nilai tukar dolar AS ikut melemah. Pada pukul 02:09 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,36%.
Setelah begitu perkasa hingga Maret 2021, dolar AS kemudian lesu. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index anjlok hingga lebih dari 2%.
Pelemahan dolar AS ini bisa dimanfaatkan oleh rupiah untuk 'balas dendam'. Jika mata uang Negeri Adidaya terus tertekan hingga sepanjang hari ini, maka peluang penguatan rupiah terbuka lebar.
Plus, hari ini pemerintah akan menggelar lelang obligasi syariah alias sukuk. Ada enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang dilelang dengan target indikatif Rp 10 triliun.
Akhir-akhir ini minat investor terhadap obligasi pemerintah Indonesia mulai pulih. Jika ini berlanjut dalam lelang sukuk nanti, maka permintaan terhadap rupiah akan meningkat sehingga meningkatkan peluang penguatan.
Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini
(aji/aji)