Update Polling CNBC Indonesia

Bulan Puasa, Inflasi Kok Masih Selow Aja?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 April 2021 17:30
Pasar Tanah Abang Jelang Ramadan (
Foto: Pasar Tanah Abang Jelang Ramadan (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Penyebabnya apa lagi kalau bukan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Pagebluk virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini tidak hanya menjadi tragedi kesehatan dan kemanusiaa, tetapi juga sosial-ekonomi.

Akibat kebijakan pembatasan sosial (social dictancing) demi mencegah penyebaran virus, aktivitas masyarakat dibatasi. Restoran belum boleh menerima pengunjung sesuai kapasitas. Kegiatan belajar-mengajar dilakukan jarak jauh. Tempat perbelanjaan wajib tutup lebih awal. Dan sebagainya, dan lain-lain.

Ini 'roda' membuat ekonomi belum bisa berputar sesuai kapasitasnya. Ibarat naik mobil Formula-1, tetapi kecepatan maksimal dibatasi 60 km/jam.

Ekonomi yang bergerak di bawah kapasitas membuat kebutuhan akan tenaga kerja tidak sebanyak dulu. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pekerja yang dirumahkan (furlough), belum berhenti.

Mengutip Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja yang merupakan bagian dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), nilainya masih jauh di bawah 100. Artinya, rumah tangga menilai mencari kerja masih susah.

Kondisi seperti ini menyebabkan konsumsi masih terbatas. Jadi walau Ramadan, zaman masih prihatin sehingga masyarakat menahan konsumsi.

"Pada Ramadan harga pangan terpantau naik karena faktor musiman, terutama daging ayam, cabai merah, daging sapi, telur ayam, dan bawang putih. Namun secara umum permintaan masih lemah dbandingkan masa sebelum pandemi karena pembatasan kegiatan masyarakat dan pelarangan mudik," sebut Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri, dalam risetnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular