Newsletter

Tenang Mamen! Hantu Tapering Masih Jauh

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 April 2021 06:48
Financial Markets Wall Street
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) "berdarah-darah" pada perdagangan Rabu (28/4/2021), meski bank sentral (Federal Reserve/The Fed) menyiratkan bahwa kebijakan moneter longgar akan dipertahankan beberapa saat walaupun inflasi meninggi.

Indeks Dow Jones Industrial Average drop 164,55 poin (-0,48%) ke 33.820,38 karena terseret koreksi saham Boeing. S&P 500 bertambah 3,5 poin (-0,08%) ke 4.183,18. Nasdaq surut 39,2 poin (-0,28%) ke 14.051,03.

Saham Boeing anjlok 3% setelah perseroan melaporkan rugi bersih kuartal I-2021 yang merupakan kerugian 6 kuartal berturut-turut. Saham Microsoft limbung 2,8% meski kinerjanya terbukti melampaui ekspektasi analis dengan pertumbuhan pendapatan terbesar sejak 2018.

Induk usaha Google yakni Alphabet melaporkan kinerja yang melampaui ekspektasi kemarin, sehingga saham raksasa teknologi melesat lebih dari 3%. Perseroan mencetak kenaikan pendapatan hingga 34% secara tahunan.

Bank sentral AS (Federal Reserve/ The Fed) mengumumkan keputusan mempertahankan suku bunga acuan di level 0-0,25%, dan mengakui bahwa inflasi memang naik bersamaan dengan penguatan angka tenaga kerja dan aktivitas ekonomi berkat kemajuan vaksinasi dan kuatnya dukungan kebijakan.

"Dengan capaian inflasi yang nyaman di bawah target jangka panjang, Komite [Pasar Terbuka Federal] membidik inflasi yang berkecukupan di atas 2% untuk beberapa waktu sehingga rerata inflasi 2% di jangka pendek dan panjang masih bergerak di kisaran 2%," tutur Fed dalam pernyataan resmi yang dikutip CNBC International.

Pimpinan bank sentral, lanjut mereka, ingin mempertahankan kebijakan moneter akomodatif hingga semua itu tercapai. Dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk bicara penghentian pembelian obligasi di pasar.

Menyambut pernyataan tersebut, indeks S&P 500 menyentuh level tertinggi harian, tetapi kemudian berbalik melemah setelah Powell mengakui bahwa beberapa harga aset mungkin sudah tinggi dan ada beberapa gelembung kecil atau busa di pasar saham.

"Pertanda apapun yang muncul dalam pernyataan Dewan Gubernur atau di konferensi pers setelah itu mengenai kemungkinan penghentian kebijakan pelonggaran kuantitatif-kapan dan secepat apa-akan menggerakkan pasar saham dan obligasi," tutur Kepala Perencana Investasi Leuthold Group Jim Paulsen, kepada CNBC International.

Presiden Joe Biden bakal mengumumkan detil rencana belanja US$ 1,8 triliun dan kebijakan pajak yang ditujukan untuk membantu warga AS di hadapan Kongres pada malam nanti waktu setempat (siang waktu Indonesia).

Rencana tersebut termasuk penaikan pajak penghasilan (Pph) menjadi 39,6% bagi kaum terkaya AS dan keuntungan transaksi di pasar modal bagi mereka yang memperoleh penghasilan di atas US$ 1 juta.

Investor juga menunggu rilis kinerja emiten teknologi andalan AS yakni Apple dan Facebook setelah penutupan pasar atau siang nanti (waktu Indonesia). 

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular